Oknum preman Madong telah diamankan aparat Polsek karena melakukan penganiayaan terhadap wartawan yang sedang meliput antrian panjang di SPBU Pasangkayu sehari yang lalu. Ini akan kami kawal untuk diusut sesuai dengan hukum."
Mamuju (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sulawesi Barat mengecam kasus pemukulan terhadap wartawan oleh preman suruhan pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pasangkayu pada Minggu (2/11) malam.

"Aksi premanisme terhadap wartawan tentu kita kecam karena hal itu merupakan upaya membungkam keterbukaan informasi. Yang kami ikut sesalkan karena pihak SPBU lebih mengutamakan premanisme ketimbang aparat kepolisian untuk melakukan penjagaan di SPBU itu," kata Sekretaris AJI Sulbar, Jhamhur Anjasmara di Mamuju, Senin.

Karena itu, kata dia, siapapun pelaku kekerasan dan dari strata apapun keberadaannya maka harus ditindak tegas dan pihak berwajib harus segera memproses pelaku yang melakukan kekerasan di SPBU Pasangkayu.

Jhamhur yang juga praktisi media itu memberikan apresiasi terhadap pihak kepolisian yang sudah mengamankan pelaku, namun polisi juga harus komitmen untuk serius memproses kasus tersebut agar dapat menjadi pelajaran bagi siapapun, untuk tidak melakukan hal yang sama.

"Makanya sekali lagi saya apresisi kepolisian di Matra jika serius menuntaskan kasus ini," ungkap Jhamhur.

Respon polisi di Matra mesti menjadi contoh bagi Polisi lain di Sulbar, untuk bertindak cepat melakukan upaya proses hukum pada pelaku kekerasan jika mendapatkan laporan korban kekerasan dari pekerja jurnalis yang menjalankan tugas jurnalis sesuai kaidah profesi jurnalis.

Sebelumnya, Kapolres Matra berjanji akan mengusut tuntas atas aksi premanisme di SPBU Pasangkayu yang melakukan penganiayaan terhadap wartawan.

"Oknum preman Madong telah diamankan aparat Polsek karena melakukan penganiayaan terhadap wartawan yang sedang meliput antrian panjang di SPBU Pasangkayu sehari yang lalu. Ini akan kami kawal untuk diusut sesuai dengan hukum," katanya.

Ia mengatakan, aksi penganiayaan ini harus tuntas dan bukan tidak mungkin akan ada tersangka baru atas kasus penganiayaan wartawan yang sedang mengambil gambar di SPBU Pasangkayu.

Karena itu, kata dia, selain pelaku yang telah diamankan maka jajarannya pun akan melakukan pemanggilan terhadap pemilik SPBU dalam waktu dekat.

Dia mengatakan, wartawan Kirab Indonesia, Adding Marulu, yang sedang meliput pengisian bahan bakar minyak di daerah itu telah melaporkan keaparat hukum.

Adding yang menjadi korban penganiayaan ini mengatakan, pemukulan itu berawal saat dirinya ikut memotret antrean sejumlah kendaraan yang hendak melakukan pengisian BBM di SPBU. (*)

Pewarta: Aco Ahmad
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014