Jakarta (ANTARA News) - Target produksi minyak nasional hingga akhir 2014 tertahan dan dipastikan tidak tercapai, kata Pelaksana Tugas Kepala Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Johanes Widjonarko.

Johanes di sela-sela rapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM di Jakarta, Selasa, mengatakan secara nasional, produksi minyak sampai akhir 2014, 794.000 barel per hari dari target pada APBN Perubahan 2014 sebesar 818.000 barel per hari.

"Upaya sudah kita lakukan, untuk menjaga itu (target)," ucapnya.

Johanes mengatakan salah satu upaya yang dilakukan, yakni menahan agar penurunan produksi alami sumur minyak di bawah lima persen.

"Ada decline yang bisa tertahan rata-rata di bawah lima persen," ungkapnya.

Dia mengatakan tidak ada yang cadangan baru yang bisa dikembangkan, dari Bukit Tua pada 2015 hanya 10.000 barel per hari.

"Kita lakukan upaya-upaya agar tidak turun secara drastis, kalau tidak ditekan decline rate-nya sampai 16-20 persen, penurunan bisa luar biasa," tuturnya.

Johanes mengatakan imbas dari ketidaktercapaian target minyak tersebut, berdampak pada target penerimaan negara yang tidak mencapai 30 miliar dolar AS, yakni hanya tertahan pada 29,7 miliar dolar AS.

Dia menambahkan kondisi tersebut diperburuk dengan harga minyak dunia yang terus turun dan berimbas pada ICP yang dipastikan di bawah 105 dolar AS per barel karena harga minyak dunia saat ini sekitar 82,5 dolar AS per barel.

Untuk itu, Johanes mengatakan, pihaknya akan menjual stok minyak yang saat ini sebanyak sembilan juta barel untuk menambah target penerimaan negara di sektor migas.

Selain itu, ke depannya, lanjut dia, salah satu untuk mempercepat produksi, pihaknya akan memangkas 200 izin menjadi 89 izin dan dikelompokan ke dalam delapan sampai sembilan kluster.

Dia menyebutkan dari target 2015 sebanyak 900.000 barel per hari, pihaknya akan menggenjot sebanyak 34.000 barel per hari sesuai (work plan and budget), salah satunya dari Bukit Tua karena menurut dia pihaknya hanya mampu memproduksi sebanyak 845.000 barel per hari.

"15.000 dari 34.000 barel per hari itu percepatan di 2016 yang ditarik untuk memenuhi target 2015," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014