Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 34 poin menjadi Rp12.076 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.110 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa data ekonomi AS yang melambat membuat dolar AS mengalami koreksi terhadap mayoritas mata uang utama dunia termasuk rupiah.

"Data perdagangan AS September menurun, ekspor AS menurun sekitar 1,5 persen menandakan melemahnya permintaan untuk barang-barang produksi AS, kondisi itu memberi kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global," katanya.

Departemen perdagangan AS mencatat, lanjut dia, defisit perdagangan AS meningkat 7,6 persen menjadi 43,03 miliar pada bulan September dari defist 39,9 miliar pada bulan Agustus.

"Kondisi itu mendorong sebagian investor merealisasikan keuntungan dolar AS setelah pada sebelumnya mata uang AS itu mengalami kenaikan," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa data produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2014 diharapkan mencatatkan hasil lebih baik sehingga dapat menambah ruang bagi mata uang rupiah melanjutkan kenaikan.

"Kami melihat masih adanya potensi bagi nilai tukar rupiah untuk bertahan di area positif," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014