Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Musibah kebakaran di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Rabu (5/11) malam, menghanguskan tiga rumah dan menenewaskan pasangan H Holdiansyah (60) dan Hj Marlina (58).

"Api dengan cepat membesar karena rumahnya terbuat dari kayu sehingga korban tidak sempat menyelamatkan diri. Warga di sini tahunya setelah kebakaran tadi menemukan jenazah keduanya," kata Rudi salah seorang saksi mata, Kamis dini hari.

Kebakaran ini terjadi sekitar pukul 23.00 WIB di Jalan Juanda RT 3 RW 1 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Masyarakat dibuat panik karena api dengan cepat membesar dan menjalar.

Menurut keterangan sejumlah warga, api pertama kali terlihat muncul di rumah seorang warga yang sering dipanggil Anang Gaben. Bahan rumah yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat membesar kemudian menjalar ke rumah Holdiansyah dan Eko.

Petugas pemadam kebakaran berusaha keras memadamkan api dibantu warga setempat. Sementara itu, sebagian korban tidak sempat menyelamatkan semua harta benda mereka karena kobaran api dengan cepat membesar.

Nahas dialami Holdiansyah dan Marlina. Pasangan kakek dan nenek ini diduga sedang tertidur saat kejadian sehingga tidak sempat menyelamatkan diri, apalagi kondisi Holdiansyah diketahui sedang sakit.

Usai api padam, masyarakat dan petugas pemadam kebakaran yang khawatir keduanya tidak sempat menyelamatkan diri, langsung memeriksa puing rumah korban. Sangat memilukan, kedua lansia malang ini ditemukan tidak bernyawa di lokasi kamar mereka dengan kondisi tubuh mengenaskan akibat terbakar.

Jasad kedua korban langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit untuk divisum dan dibersihkan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga. Kejadian itu membawa duka mendalam bagi keluarga dan tetangga korban.

Kepala Pemadam Kebakaran Kotim, Sunardi mengatakan, api diduga berasal dari bagian atas bangunan. Namun, dia belum bisa menyimpulkan apakah api dipicu hubungan pendek arus listrik atau sebab lainnya.

"Apakah itu karena korsleting listrik atau karena penyebab lainnya, kita tunggu saja apa hasil penyelidikan kepolisian," kata Sunardi.

Sementara itu, lokasi bekas kebakaran langsung menjadi perhatian masyarakat. Kamis pagi, warga ramai-ramai datang ke lokasi untuk melihat puing kebakaran, apalagi setelah mendengar informasi bahwa musibah itu merenggut dua korban jiwa.

Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Selain nilai bangunan, sebagian korban tidak sempat menyelamatkan semua barang berharga milik mereka karena kebakaran terjadi cukup cepat.

Berdasarkan catatan, sebelumnya musibah kebakaran memakan korban jiwa juga terjadi di Sampit pada 21 April dini hari lalu. Kebakaran yang terjadi di Pasar Sejumput Jalan DI Pandjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu menewaskan satu keluarga beranggotakan lima orang.

Korban tewas yaitu H Ardani (60)bersama anak, menantu serta cucunya yaitu Kursani (35), Aisyah (30), Widya (9) dan Naila Mega (6). Mereka terkurung saat api melalap rumah bertingkat dua milik mereka yang sekaligus dijadikan toko. 

Pewarta: Norjani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014