Setelah dapat izin dari Dewi, saya mulai kupas novel satu persatu supaya ceritanya masuk akal...
Jakarta (ANTARA News) - Film Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang diangkat dari novel laris karya Dewi "Dee" Lestari siap meramaikan bioskop mulai 11 Desember 2014.

PT. Soraya Intercine Films berani mengeluarkan bujet yang cukup tinggi dengan mengambil lokasi syuting di Washington, Jakarta, Bali, Medan, Madura, dan Labuan Bajo.

"Sampai saat ini biaya masih jalan, jadi belum tahu pastinya, tetapi memang besar. Lokasinya kami pilih berdasarkan karakternya dan kami punya ending yang surprise dari film ini," kata produser Film Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh Sunil Soraya di Jakarta, Kamis.

Menurut Sunil, dibutuhkan waktu sampai tiga tahun untuk mencari pemain yang cocok dengan karakter-karakter di novel roman science itu.

Akhirnya terpilih Herjunot Ali (Ferre), Raline Shah (Rana), Paula Verhoeven (Diva), Fedi Nuril (Arwin), Arifin Putra (Reuben), dan Hamish Daud (Dimas). Para pemain diberi waktu sampai enam bulan untuk pendalaman karakter dan berdialog. "Bahkan ada beberapa pemain yang kami ganti. Reuben salah satu yang sulit atau Rana yang suaranya bisa match dengan suara yang saya bayangkan saat baca novelnya," jelas Sunil.

Ia memang mengaku total dalam menggarap film ini setelah selama lima tahun lebih akhirnya mendapatkan izin dari sang penulis Dewi Lestari. Menurut Sunil, Dewi tidak terlibat dalam film ini dan memercayakan skenario serta pemilihan pemain kepadanya.

"Setelah dapat izin dari Dewi, saya mulai kupas novel satu persatu supaya ceritanya masuk akal dan feeling-nya dapat. Lalu dibuat skrip dan dikasih ke Dewi untuk dibaca, buat skripnya menghabiskan waktu dua tahun lebih," ujar Sunil.

"Esensi cerita dan isinya itu 100 persen sama seperti novel tapi dalam halnya film ada ekstra visualisasi yang kita dituangkan dalam gambar," tambah Sunil.

Ia pun memercayakan sutradara Rizal Mantovani untuk memvisualisasikan buku tersebut.

"Saat menerimanya, saya senang setengah mati tapi juga gugup karena ini karya fenomenal," kata Rizal.

Ia berharap penonton mendapatkan kepuasan yang berbeda dari karya-karya sebelumnya.

"Setiap kali memfilmkan novel, tantangan mediumnya berbeda. Ini merupakan adaptasi karya yang harus disesuaikan dengan medium film. Jadi secara keseluruhan proses mengalami adaptasi dengan mempertahankan roman dan science," ujar Rizal yang juga merangkum keindahan alam dalam film ini.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014