Jerusalem (ANTARA News) - Satu balon pengawas melayang tinggi dan beberapa helikopter berkeliling di atas kota Jerusalem Timur pada Rabu (5/11), sementara kendaraan polisi dikerahkan di persimpangan utama dan banyak polisi juga berpatroli di jalanan.

Permukiman orang Arab di Jerusalem Timur terlihat seperti ajang pertempuran. Bentrokan meletus antara polisi Israel dan orang Palestina di seluruh Jerusalem Timur, setelah satu orang Palestina menabrakkan kendaraannya ke pejalan kaki di satu stasiun kereta di daerah tersebut pada Rabu sore. Seorang polisi Israel tewas dan sebanyak 13 orang lagi cedera.

Menjelang malam, udara di Isawiya --permukiman miskin Arab di Jerusalem Timur tepat di seberang permukiman kelas menengah-ke atas Yahudi French Hill-- dipenuhi gas air mata.

Hanni Sawi, seorang pegiat di komite lokal Isawiya, memberitahu Xinhua bahwa polisi Israel menghujani seluruh permukiman itu dengan puluhan tabung gas air mata setelah sekelompok pemuda Palestina berusaha mendekati mereka.

"Itu semacam penghukuman kolektif," kata Sawi, yang memegang dua tabung gas air mata di kedua tangannya, yang jatuh di balkon rumahnya.

Keluarga Sawi berkumpul di ruangan kecil tanpa jendela di rumah mereka. Mereka berusaha melindungi seorang bayi yang berusia satu tahun agar tidak menghirup gas air mata.

Di dalam satu wawancara telepon dengan Xinhua, juru bicara polisi Micky Rosenfeld membantah tuduhan Sawi. Ia mengatakan "tak ada gas air mata" yang digunakan di daerah tersebut saat kerusuhan terjadi di sana.

Namun tak lama setelah wawancara itu, puluhan pemuda bentrok dengan pasukan keamanan Israel di Isawiya. Untuk meredam kerusuhan, pemerintah kota Jerusalem menempatkan banyak penghalang beton di tiga dari empat pintu masuk ke permukiman tersebut, dan menghalangi akses warga ke bagian Yahudi di kota itu.

Isawiya cuma salah satu tempat yang bergolak di Jerusalem Timur. Bentrokan sengit juga dilaporkan di Permukiman Shuafat, tempat penyerang berkendaraan itu berasal. Dan bentrokan bahkan terjadi di permukiman yang biasanya tenang seperti Beit Hanina dan A-ram, orang Palestina menggunakan batu, bom bensin atau petasan untuk menghadapi polisi Israel.

Bentrokan sengit juga terjadi pada Rabu di Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh umat Muslim dikenal dengan nama Al-Haram Asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi dinamakan Bukit Knisah --tempat orang Yahudi diperkenankan berkunjung tapi tidak untuk berdoa.

Bentrokan meletus di kompleks masjid itu antara orang Palestina yang melempar batu dan pasukan keamanan sebelum kunjungan oleh satu kelompok pegiat sayap-kanan yang dikenal dengan nama "Loyalis Bukit Knisah". Para pegiat bermaksud menggelar doa untuk memperingati satu pekan sejak satu orang Palestina menembak Yehuda Glick --pemimpin kelompok tersebut.

Rakyat Palestina menganggap kunjungan semacam itu sebagai provokasi dan seringkali menanggapinya dengan kekerasan.

Selama satu pekan belakangan, beberapa menteri dan anggota Palemen Israel menyerukan pawai massal ke Al-Haram Asy-Syarif; Menteri "hawkish" Kabinet Israel Uri Ariel berikrar dalam satu pertemuan terbuka di Jerusalem bahwa "status quo di Al-Haram Asy-Syarif akan diubah".

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014