Perlu diketahui, surplus energi di Inalum terjadi saat debit air Danau Toba bagus atau besar. Kalau tidak, energi itu bahkan tidak mencukupi untuk menghidupkan tungku."
Medan (ANTARA News) - Serikat Pekerja PT Indonesia Assahan Aluminium (persero) atau Inalum minta Menteri BUMN menolak wacana keharusan perusahaan itu menambah pasokan listrik hingga 210 megawatt ke PT Perusahaan Listrik Negara untuk memenuhi kebutuhan Sumatera Utara.

"Penolakan itu mengacu pada kekhawatiran penambahan energi listrik itu ke PLN akan berdampak pada pengurangan produksi Inalum yang bisa mengancam pengurangan pekerja," kata Ketua PUK Serikat Pekerja (SP) Logam Elektronik Mesin (LEM) Inalum, M. Ridwan di Medan, Kamis.

Penambahan energi ke Sumut hingga totalnya 300 MW dari 90 MW yang sudah diberikan dewasa ini bisa mengurangi produksi Inalum hingga 50 persen.

Dengan pengurangan produksi, ada ancaman sebagian pekerja di PHK.

"Perlu diketahui, surplus energi di Inalum terjadi saat debit air Danau Toba bagus atau besar. Kalau tidak, energi itu bahkan tidak mencukupi untuk menghidupkan tungku," katanya.

Mengacu pada kondisi itulah, maka SP Inalum berharap Menteri BUMN, Rini M Soemarno komitmen dengan pernyataan awalnya bahwa kurang logis mengharapkan energi dari Inalum kalau pasokan tersebut membuat Inalum terganggu.

Menteri BUMN ketika di Medan, Selasa malam lalu, memang menegaskan, kurang bijaksana mengharuskan Inalum menjual daya listrik kepada PLN kalau langkah itu berpengaruh terhadap pembatasan operasi tungku produksi alumunium Inalum yang telah mencapai hasil 265 ton.

Untuk itu, kata Rini, pihaknya akan mendesak PLN untuk mencari berbagai solusi dalam mengatasi krisis listrik di Sumut khususnya saat beban puncak pada malam hari.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014