Bogor (ANTARA News) - Harga kebutuhan pokok di Kota Bogor Jawa Barat berangsur-angsur merangkak naik sejak sepekan terakhir, kenaikan cukup tinggi dirasakan pada komoditas cabe, telur dan beras.

Harga cabe merah keriting yang sebelumnya masih berkisar Rp16.000 sampai Rp20.000 kini melonjak tajam menjadi Rp43.000 per kg. Begitu juga dengan cabe rawit yang sebelumnya Rp18.000 kini menjadi Rp40.000 per kg, dan cabe rawit merah juga mengalami kenaikan menjadi Rp43.000 per kg.

"Sudah sepekan ini harga cabe naik, tidak tahu juga apa penyebabnya, katanya sih pasokan berkurang karena gagal panen," kata Riko salah satu pedagang Cabe di Pasar Merdeka.

Selain harga cabe, harga bawang putih juga naik sebesar Rp1.000, biasanya seperampat dibeli Rp4.000 kini menjadi Rp6.000 per 1/4.

Kenaikan juga terjadi pada harga telur ayam broiler dari Rp18.000 kini menjadi Rp20.000 per kilo, situasi ini sudah terjadi juga selama sepekan terakhir.

Kenaikan harga cukup tinggi dan dirasa oleh pedagang warteg adalah harga beras untuk jenis IR 64 yang tadinya dijual Rp6.500 kini menjadi Rp9.000 per kg.

Pedagang warteg di Jalan Menteng, Titin (25) mengeluhkan kenaikan harga yang membuatnya harus merogoh kocek lebih dalam.

Ia mengatakan, biasanya untuk membeli cabe, bawang dan tomat untuk membuat sambal hanya perlu Rp25.000 dengan berat 1/4, kini ia harus menambahkan modal menjadi Rp45.000 untuk mendapatkan 1/4 bumbu sambal komplit.

"Ya beratlah, boro-boro dapat untung malah tipis. Saya terpaksa menaikkan harga nasi bungkus yang biasanya Rp8.000 sekarang saya naikkan jadi Rp9.000 per bungkus," ujar Titin dengan wajah lelah.

Titin khawatir kenaikan akan terus terjadi terlebih dengan adanya rencana kenaikan harga BBM. Karena saat ini ia merasa sudah sangat terbebani.

"Belum naik BBM harga sudah naik begini, apalagi kalau BBM sudah naik. Sekarang aja gas subsidi juga sudah naik dari Rp15.000 jadi Rp17.000," kata Titin.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh pedagang baso keliling di Jalan Semeru. Marno (45) sudah sepekan ini membeli daging dengan harga Rp100.000 per kg.

"Untungnya pedagang baso kalau daging agak sedikit murah dari pembeli biasa, harga untuk pedagang baso dijual Rp100.000, kalau untuk pembeli bisa Rp105.000 per kilo," kata Marno.

Meskipun harga daging juga melambung, Marno lebih mengkhawatirkan harga cabe yang dirasa cukup mahal dari sebelumnya.

"Harga cabe yang lebih mahal betul, mana buat cabe baso saya takarin biar tidak banyak-banyak ambilnya," kata Marno.

Sementara itu, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Maman Sudarman mengakui telah terjadi kenaikan sejumlah kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional.

"Pantauan harga pekan lalu sudah berangsur naik, pekan ini juga bertambah naik, seperti beras sekarang sudah naik menjadi Rp9.000 per kilogram," kata Maman.

Menurut Maman, kenaikan disebabkan beberapa faktor diantaranya cuaca yang selama ini terjadi kekeringan sehingga menyebabkan panen cabe maupun padi gagal.

"Tahun inikan kita mengalami cuaca kemarau sehingga menyebabkan kekeringan, jadi produksi beras berkurang. Begitu juga dengan cabe, karena gagal panen," kata Maman.

Maman menambahkan, kenaikan harga beras juga dikarena dihapusnya program beras miskin, sehingga tidak penyeimbang untuk beras di pasaran. Begitu juga dengan cabe yang kini dijual dengan harga tinggi, kualitas berkurang, kebanyakan busuk dan kering. 

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014