Prioritas utama adalah mengamankan laut dan membuat pertahanan laut
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Indonesia Joko Widodo dan sejumlah pejabat tinggi di bidang pertahanan mengunjungi Pameran dan Forum Alutsista Indo Defence 2014, di JIexpo Kemayoran, Jakarta.

Menurut Presiden, pameran tersebut memamerkan sejumlah teknologi pertahanan yang bisa memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan transfer teknologi.

"Transfer teknologi itu yang harus dibutuhkan dan kalau dilakukan dengan semua negara sehingga tidak ada ketergantungan dengan satu negara, saya kira akan lebih baik," kata Presiden Jokowi usai mengunjungi pameran di Jakarta, Jumat.

Menurut Jokowi, banyak kerja sama sistem persenjataan yang bisa dilakukan, seperti sebelumnya dengan negara Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur dan kapal selam.

Selain itu Presiden mengatakan jika ekonomi dapat bertumbuh di atas 7 persen maka anggaran pertahanan dapat dinaikan hingga 3 kali lipat dari jumlah sebelumnya.

"Kalau pertumbuhan ekonomi bagus, ya penerimaan negara akan semakin melonjak naik dan itu akan dipakai sebagian untuk kepentingan pertahanan Indonesia," kata Jokowi.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden yang didampingi oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Moeldoko, mendapatkan penjelasan mengenai produk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) produksi dalam maupun luar negeri.

Sementara itu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan prioritas pertahanan Indonesia pada periode pemerintahan Jokowi adalah di bidang maritim.

"Prioritas utama adalah mengamankan laut dan membuat pertahanan laut. Alur perairan Indonesia harus dijaga," kata Menteri.

Ryamizard mengatakan Joko Widodo cenderung akan memperkuat pertahanan maritim mengingat Indonesia memiliki wilayah laut yang luas.

Pemerintah Indonesia berencana menaikan anggaran pertahanan menjadi 1,5 persen dari total APBN.

Anggaran pertahanan Indonesia pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono berjumlah sebesar RP83 triliun atau sekitar 0,8 persen dari total APBN.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014