Maiduguri, Nigeria (ANTARA News) - Sejumlah 21 warga sipil tewas setelah para petempur Boko Haram terlibat baku tembak dengan pasukan di Nigeria timur laut, kata seorang anggota parlemen lokal, Kamis.

Pertempuran meletus sekitar pukul 05.00 waktu setempat (23.00 WIB) Rabu di Malam Fatori, satu daerah komersial yang terkenal dengan perikanan dan pertanian di utara negara bagian Borno dekat perbatasan dengan Niger.

"Boko Haram berusaha menyerang Malam Fatori, tetapi mereka menghadapi perlawanan keras dari Satuan pasukan Tugas Gabungan Multi-Nasional," kata senator Maina Maaji Lawan.

Mereka menghalau gerilyawan itu dan penduduk di kota itu dan tentara mengira pertempuran itu berakhir tetapi gerilyawan itu memobilisasi para petempur dan senjata-senjata termasuk satu kendaraan lapis baja pengangkut pasukan dan melancarkan serangan baru.

"Mereka melumpuhkan tentara yang terpaksa lari. Para gerilyawan memasuki kota itu dan menembak secara membabibuta. Mereka menewaskan 21 orang."

Penduduk lokal mengatakan jumlah korban tewas 16 orang dan mengklaim belasan gerilyawan tewas dalam tanggapan awal militer di lapangan dan dari udara.

Aminu Ahmad, yang tinggal di daerah pemerintah lokal Abadam,di mana Malam Fatori adalah kota terbesar, memperkirakan "ratusan" petempur Boko Haram bersenjata berat tiba dalam konvoi-konvoi truk.

Pssukan yang terlibat berasal dari Nigeria, Chad da Niger dan di tempatkan dekat lokasi itu.

Pasukan multi-nasional dibentuk akhir tahun 1990-an untuk memerangi kejahatan lintas-perbatasan dan perdagangan senjata tetapi tugasnya diperluas termasuk Boko Haram, ketika pemberonrak itu memulai kegiatannya tahun 2009.

Perang memaksa ribuan orang mengungsi dari daerah itu melintasi perbatasan, kata penduduk dan Lawan, yang mewakili negara bagian Borno utara di majelis tinggi parlemen.

"Kota itu lengang akibat serangan itu dan ribuan orang lari ke Nigrr dan kini berkemah di kota Bosso yang terletak hanya lima kilometrr jauhnya," katanya.

"Malam Fatori adalah satu pusat bisnis besar di wilayah itu dengan reputasi pertanian dan perikanan. Pengungsian penduduk akan berdampak pada kota itu, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-RN/H-AK)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014