Gerakan nasional uang nontunai ini sudah dilaksanakan sejak beberapa waktu terakhir, dalam hal ini BI melakukan kampanye tentang pentingnya penggunaan transaksi uang nontunai,"
Semarang (ANTARA News) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY terus melakukan sosialisasi terkait penggunaan uang nontunai agar jumlah penggunanya semakin banyak.

"Gerakan nasional uang nontunai ini sudah dilaksanakan sejak beberapa waktu terakhir, dalam hal ini BI melakukan kampanye tentang pentingnya penggunaan transaksi uang nontunai," ujar Deputi BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Marlison Hakim di Magelang, Jumat.

Tujuan dari gerakan nasional penggunaan uang nontunai yaitu agar transaksi relatif lebih aman dan nyaman. Selain itu, pemanfaatan melalui penggunaan uang nontunai yaitu untuk kecepatan transaksi, yang berdampak pada transaksi bisnis secara keseluruhan yaitu proses menjadi lebih transparan dan akuntabel.

Menurutnya, BI pusat beserta Pemerintah sudah meluncurkan gerakan tersebut pada tanggal 14 Agustus 2014 lalu di Jakarta. Sedangkan beberapa waktu lalu penerapan uang nontunai perdana dilakukan di pusat perbelanjaan Mangga Dua.

Oleh Pemerintah sendiri, penggunaan uang nontunai sudah diadopsi melalui peluncuran tiga kartu sakti yaitu Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera.

"Melalui gerakan ini diharapkan bisa membangun budaya masyarakat agar mengurangi transaksi dengan uang fisik," jelasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Divisi Perizinan dan Informasi Sistem Pembayaran BI Prabu Dewanto mengatakan dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN maka penggunaan uang nontunai di Indonesia masih sangat rendah yaitu di bawah 1 persen.

"Sementara transaksi dengan menggunakan uang tunai tercatat sebesar 99,4 persen," jelasnya.

Dalam satu tahun ini, pihaknya berharap kontribusi uang nontunai diharapkan paling tidak sebesar 1,8 persen dari seluruh transaksi secara nasional.

"Hasil dari penggunaan uang nontunai sendiri baru bisa dianalisa paling cepat satu tahun ke depan," ujarnya.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014