Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jenazah salah satu dari tiga korban banjir dan tanah longsor di Cameron Highlands atas nama Hanipan, Sabtu sore, dipulangkan ke Surabaya melalui Jakarta yang diperkirakan akan tiba di Surabaya, Sabtu tengah malam nanti.

Sementara istri korban, Sunami, untuk sementara ditampung di KBRI Kuala Lumpur menunggu pengurusan exit permit karena yang bersangkutan tidak memiliki izin tinggal yang sah (undocumented).

Sedangkan korban suami istri atas nama Suwalis dan Yunita (sebelumnya ditulis Suwalif) masih dalam proses pemulangan karena KBRI Kuala Lumpur masih mencari nama dan alamat keluarga di Jember.

Untuk sementara jenazah disimpan di rumah sakit Cameron Highlands, demikian keterangan KBRI Kuala Lumpur yang diterima ANTARA, Sabtu.

Dari laporan staf KBRI Kuala Lumpur yang sudah berada di lokasi bencana, tidak ditemukan adanya WNI lain yang menjadi korban. Bahkan, pengecekan di lokasi penampungan pengungsi juga tidak ada WNI.

Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, menginstruksikan staf KBRI yang berada di lokasi bencana untuk melakukan pendataan sekiranya ada WNI yang memerlukan bantuan.

Dubes Herman juga mengimbau agar seluruh WNI terus waspada dan menjauh dari daerah yang rawan banjir dan tanah longsor mengingat cuaca yang tidak menentu berpotensi menimbulkan bencana susulan.

Sebagaimana diketahui, bencana banjir dan tanah longsor di Cameron yang terjadi Rabu malam diakibatkan oleh meluapnya waduk (dam) Sultan Abu Bakar akibat curah hujan yang tinggi.

Sejauh ini bencana menelan 5 korban jiwa dan kerusakan sejumlah rumah dan properti.

WNI yang bekerja Cameron Highlands banyak tinggal di bedeng-bedang pinggir sungai yang rawan terkena bencana banjir.

Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014