Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Sabtu, keterlibatan Amerika Serikat dalam penyelesaian konflik Ukraina akan menjadi langkah ke arah tepat, setelah ia bertemu dengan Menlu AS John Kerry di Beijing.

Pernyataan Lavrov tersebut memperlunak sikap Rusia dalam kemelut itu, menjelang pertemuan tingkat tinggi Presiden Vladimir Putin dengan pemimpin dunia dalam KTT APEC di Tiongkok dan KTT G20 di Australia pada pekan depan.

"Posisi kami atas apa yang terjadi di Ukraina tidak berkaitan dengan Amerika Serikat, namun jika Washington tertarik berkontribusi dalam rekonsiliasi situasi dan menciptakan dialog antara Kiev dan pemimpin pemberontak... Saya rasa itu akan menjadi langkah ke arah yang tepat," kata Menlu Rusia tersebut dalam komentarnya yang disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah.

AS harus mencegah pemimpin Kiev melanjutkan konflik skala penuh dengan pemisah pro-Rusia, imbuh dia.

Kiev pada Jumat menuduh Rusia mengirimkan tentara dan tank menyeberang perbatasan untuk membantu pemisah pro-Rusia di Ukraina timur, dimana lebih dari 4 ribu orang tewas sejak pertempuran pecah pada April.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan belum ada konfirmasi mengenai masalah tersebut.

Saat ditanya mengenai informasi terkait tuduhan tersebut, Lavrov mengatakan, "Jika Psaki tidak memilikinya, saya pun tidak."

Rusia dan AS bersitegang terkait krisis Ukraine sejak Moskow mencaplok semenanjung Krimea pada Maret.

Putin pada Oktober menuduh Presiden Barack Obama mencampuri urusan Rusia dan menjadi penyebab perang di Ukraina dengan mendukung "nasionalisme fanatik" di negara itu.

Kerry pada Rabu memperingatkan Rusia bahwa tekanan sanksi akan ditingkatkan jika Moskow tidak menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani dengan kelompok pemberontak pada September di ibukota Belarusia, Minsk.

Moskow pada Jumat ingin sedikit menarik balik sikapnya dengan menyebutkan bahwa mereka "menghormati" --tetapi tidak secara resmi mengakui-- hasil pemungutan suara yang digelar oleh kelompok pemberontak akhir pekan lalu, dalam upaya mencari legalitas penguasaan atas kawasan yang dikuasai pemberontak.

Sebelumnya Lavrov mengatakan bahwa Moskow akan mengakui hasil pemungutan suara, demikian AFP.

(S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014