... juga diwarnai ketegangan menyangkut masalah Laut China Selatan, aksi mata-mata dunia maya serta hak-hak asasi manusia... "
Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Minggu, bertolak menuju Tiongkok untuk lawatan yang akan memusatkan agenda pada hubungan yang kerap tegang antara Washington dengan negara itu, dan juga akan mengunjungi Myanmar serta Australia.

Kunjungan di Tiongkok akan didominasi dengan pertemuan antara Obama dan Presiden China alias Tiongkok, Xi Jinping, di Beijing, yang menurut Gedung Putih pembicaraan itu diperkirakan akan berlangsung "penuh keterusterangan dan mendalam".

Hubungan antara kedua negara adidaya itu, yang disebut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sebagai hubungan yang "paling penting" di dunia saat ini, juga diwarnai ketegangan menyangkut masalah Laut China Selatan, aksi mata-mata dunia maya serta hak-hak asasi manusia.

Obama juga menghadiri pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2014, di Beijing.

Dalam lawatannya kali ini, Obama didampingi antara lain oleh Penasihat Keamanan Nasional, Susan Rice, serta penasihat senior, Dan Pfeffer.

Di Myanmar, Obama akan bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein, serta tokoh oposisi Aung San Suu Kyi serta menghadiri pertemuan puncak negara-negara ASEAN di Naypyidaw.

Washington berpacu untuk menormalisasi hubungannya dengan Myanmar setelah berlangsungnya reformasi di negara tersebut, mencabut sebagian besar sanksi yang diterapkan AS terhadap junta militer.

Namun pekan ini, Suu Kyi memperingatkan bahwa perubahan berjalan lambat dan bahwa AS bersikap "terlalu optimistik soal proses reformasi".

Gedung Putih mengatakan pihaknya tetap berkomitmen terhadap reformasi demokratis di Myanmar.

"Kami akan menggarisbawai komitmen Amerika Serikat dalam hal perlindungan hak-hak asasi manusia, toleransi dan kemajemukan serta melanjutkan dan memperkuat peralihan demokratis," kata Rice.

Dalam lawatan presiden Obama ke Brisbane, Australia, untuk menghadiri pertemuan puncak G20, masalah kerusuhan di Ukraina juga bisa menjadi pusat perbincangan.

Obama kemungkinan akan melakukan pertemuan dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putih, untuk membahas masalah Ukraina.

Tidak ada jadwal bagi pertemuan-pertemuan resmi, namun kedua belah pihak tidak menutup kemungkinan bagi adanya pertemuan secara tak resmi.

Terakhir kali kedua pemimpin itu bertemu secara langsung adalah pada Juni lalu di Prancis.

Korea Utara juga bisa menjadi agenda pembahasan, menyusul tibanya dua warga negara Amerika Serikat pada Sabtu setelah mereka dibebaskan dari penjara. Obama menyebut pembebasan itu sebagai peristiwa yang "bagus".

Lawatan ke tiga negara itu dilakukan Obama setelah ia mengalami pekan yang sulit terkait pukulan keras yang dialami kubu Demokrat dalam pemilihan umum, yang hasilnya adalah bahwa kubu Republiken mengambil alih kendali di Senat.

Obama harus dapat meyakinkan mitra-mitranya di dunia internasional bahwa ia masih dapat bersikap tegas di dalam negeri di saat ia harus mengendalikan hubungan luar negeri pada masa dua tahun terakhir jabatannya di Gedung Putih.

Presiden AS itu juga harus meyakinkan mitra-mitranya di Asia bahwa ia berniat untuk menyeimbangkan kembali hubungan diplomatiknya di kawasan --yang merupakan salah satu pilar dari kebijakan hubungan luar negerinya-- di tengah berlangsungnya krisis di Irak, Suriah dan Ukraina. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014