Tepung tempe saya dapatkan dari Bogor, sementara selai kurma didapat dari produsen kurma di Depok,"
Jakarta (ANTARA News) - Biskuit sehat tempe kurma hasil penelitian dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dr. Fatmah, SKM, MSc diproduksi dengan menggandeng Usaha Kecil dan Menengah lokal.

"Tepung tempe saya dapatkan dari Bogor, sementara selai kurma didapat dari produsen kurma di Depok," kata Fatmah pada Antara di Depok, Jabar, Selasa.

Ia mengatakan proses pembuatan biskuit sehat yang merupakan hasil penelitiannya sejak 2010 sempat melibatkan kader posyandu dan ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama.

"Pascariset saya bermitra dengan UKM yang sudah biasa membuat pastry untuk memproduksi biskuit ini," ungkap dia.

Fatmah memproduksi biskuit sehat Temma dari tempe dan kurma dengan kandungan gizi yang terbukti meningkatkan nafsu makan balita serta menambah tinggi dan berat anak.

Ia juga membuat tiga varian lain, yaitu biskuit Catemma yang khusus untuk konsumsi ibu hamil, biskuit Bisma untuk diet dan biskuit Caromma untuk pengidap penyakit diabetes.

"Sejak Agustus 2014 saya menyediakan stok 5000 biskuit untuk keempatnya," ujar dia.

Ia mempromosikan produk tersebut melalui situs resmi dan berbagai pameran. Hasil dari industri kecil ini kini sudah dijual di koperasi Rumah Sakit Ibu Anak di Depok, toko sentra oleh-oleh Depok, toserba Carrefour dan 7-Eleven.

Ia ingin memperluas pasar dengan menggaet lebih banyak supermarket, namun dia mengakui ada kendala seperti persyaratan soal kemasan yang dinilai kurang menarik, rasa dan juga harga yang terlalu mahal.

"Masyarakat masih sulit menerima harga, mereka kerap membandingkan harga biskuit ini dengan biskuit pabrikan lain," ujar dia.

Dengan harga Rp10.000 per bungkus, Fatmah mengaku sudah berupaya menekan biaya produksi karena modal yang dikeluarkan besar. Selain harga tepung tempe dan kurma yang memakan biaya besar, proses produksi yang dikerjakan manual juga menjadi faktor membengkaknya biaya.

"Kalau sudah pakai mesin mungkin bisa lebih murah," ujar dia.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014