Pekanbaru (ANTARA News) - Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Tiga, Rumbai, Pekanbaru, Provinsi Riau, yang gedung sekolahnya terbakar pada Rabu dinihari, mulai Kamis (13/11) menumpang belajar di sekolah lain.

"Insya Allah Kamis besok kegiatan belajar mengajar siswa korban gedung terbakar bisa berjalan seperti biasa," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Prof Zulfadil di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa sekolah untuk mencarikan gedung yang bisa menjadi tumpangan siswa untuk belajar. Tujuannya agar menentukan jadwal yang pas sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar kedua sekolah sehingga anak-anak tidak akan terlantar dan menjadi korban akibat kebakaran.

Dia menjelaskan, ada dua opsi yang kini ditawarkan pihaknya kepada siswa SMA tiga untuk menampung seluruh siswa agar bisa belajar kembali. Jika murid tetap ingin belajar di pagi hari, mereka harus siap berpencar karena Disdik tidak bisa menyediakan satu tempat untuk menumpang belajar.

"Murid begitu banyak jadi harus berpencar pada beberapa sekolah," kata dia.

Solusi kedua, kata dia, jika para siswa mau masuk siang hari maka bisa di tempatkan di satu sekolah, yakni SMPN 6 Rumbai.

"Di sini semua murid yang jumlahnya mencapai 960 orang bisa disatukan tidak perlu berbagi," kata dia.

Dia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah Kepala SMAN 3 dan Kepala SMPN 6 Rumbai untuk memilih opsi yang pas.

Informasi yang diterima Antara dari penjaga sekolah Adi Supriyadi (40), terkait kebakaran SMAN tiga, bahwa api diketahui sudah berkobar sekitar pukul 04.05 WIB.

Adi mengaku mencoba menghubungi pihak pemadam, namun mobil pemadam kesulitan masuk ke lokasi bangunan sekolah karena terhalang gerbang dan gapura yang terbuat dari besi beton. Saat itu angin bertiup sangat kecang sehingga hanya dalam hitungan sekitar 1 jam , seluruh bangunan habis dilalap api.

"Api begitu cepat melalap habis 50 ruangan termasuk mushola dan labor, yang tersisa ada tiga ruangan aula dan kelas," kata dia.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014