Sanaa (ANTARA News) - Setidaknya 33 orang tewas di Yaman tengah dalam perang dua hari terakhir antara para pejuang Muslim Syiah Houthi yang berusaha memperluas kontrol mereka dan suku Sunni yang bersekutu dengan Al Qaida, kata warga Rabu.

Warga mengatakan, suku dan sekutu gerilyawan Ansar al-Sharia di wilayah Qifa, rumah bagi suku-suku Sunni yang kuat di Provinsi al-Baydah, telah menangkap beberapa puncak-puncak bukit, termasuk Gunung al-Thaaleb (rubah) yang menghadap ke kubu pertahanan Al Qaida yang telah disita oleh Houthi, lapor Reuters.

Sumber-sumber militer Yaman mengatakan, satu pesawat tak berawak AS telah menewaskan tujuh tersangka gerilyawan Al Qaida di Yaman selatan, sementara mereka dalam perjalanan untuk melakukan serangan.

Yaman, sekutu AS yang berbagi perbatasan panjang dengan pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi, telah dilalap kekacauan politik sejak protes massa menggulingkan veteran Presiden Ali Abdullah Saleh, pada tahun 2011.

Houthi, yang merebut ibu kota Yaman Sanaa hampir tanpa perlawanan pada September dan memaksa pemerintah untuk mengundurkan diri, terus memperluas seluruh negeri meskipun pembentukan satu pemerintahan baru membawa para pendukung kelompok dan perwakilan dari separatis Yaman selatan.

Huthi berasal terutama dari utara.

Mereka keberatan dengan beberapa anggota tim baru Perdana Menteri Khaled Bahah, dan mengatakan mereka tidak memenuhi kriteria yang telah disepakati pada persetujuan pembagian kekuasaan pada September.

Di Provinsi Shabwa selatan, sumber-sumber militer Yaman mengatakan pesawat tak berawak AS menghancurkan sebuah truk Hilux yang membawa setidaknya tujuh gerilyawan dalam perjalanan mereka ke serangan di kota Azan.

Al Qaida di Semenanjung Arab sering menyerang tentara pemerintah di Yaman selatan, yang kadang-kadang menarik serangan drone.

Washington mengakui menggunakan drone di Yaman tetapi tidak ada komentar publik pada prakteknya. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014