ternyata penderita HIV/AIDS didominasi usia produktif antara 20--45 tahun.
Malang (ANTARA News) - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Malang, Jawa Timur, setiap bulan rata-rata bertambah sebanyak 17 hingga 20 orang, dan hingga November 2014 jumlah keseluruhan mencapai 2.981 orang.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Dr Asih Tri Rachmi Nuswantari, Kamis, angka penderita HIV/AIDS tersebut cukup tinggi dan laju perkembangannya juga cukup pesat karena setiap bulan ada penderita baru antara 17 hingga 20 orang.

"Peningkatan jumlah penderita HIV/AID tersebut terdeteksi melalui pemeriksaan di sejumlah puskesmas dan rumah sakit yang menyediakan layanan konsultasi dan pemeriksaan, yakni klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT). Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, ternyata penderita HIV/AIDS didominasi usia produktif antara 20--45 tahun," katanya di Malang.

Asih mengatakan penularan HIV/AIDS di daerah itu sebagian besar melalui penggunaan narkoba suntik secara bergantian, berhubungan seksual secara bebas maupun penggunaan jarum tato yang tidak steril (bekas dipakai orang lain).

Untuk mencegah meluasnya penyebaran serta menahan laju melemahnya kekebalan dan kondisi tubuh para penderita HIV/AIDS, pemerintah menyediakan obat antiretroviral (ARV). Program pengobatan ARV diberikan kepada populasi kunci, yakni pelanggan PSK, pekerja seks komersial, gay, waria, dan ibu hamil.

Selain itu, Dinkes juga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga pendidikan dan kelompok masyarakat untuk mengkampanyekan pencegahan penularan HIV/AIDS di lingkungan sekolah, kelompok masyarakat dan komunitas.

Dinkes, katanya, juga membentuk kelompok masyarakat peduli AIDS di sejumlah Kelurahan. Mereka tak hanya berkampanye tetapi juga dilatih dalam merawat penderita HIV/AIDS di rumah agar mereka tetap terpantau serta membuka VCT yang tersebar di sejumlah rumah sakit, seperti Rumah Sakit Islam Unisma, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Puskesmas Dinoyo, Kendalsari, Lowokwaru dan Ciptomulyo.

"Pemeriksaan VCT tersebut diberikan secara gratis, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin periksa ke klinik VCT yang tersebar di beberapa puskesmas maupun rumah sakit tersebut," katanya.

(E009)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014