Kami ingin menyelenggarakan kejuaraan itu, tapi kami tetap ingin penundaan
Paris (ANTARA News) - Angola mengumumkan mereka tidak tertarik untuk menggantikan Maroko sebagai penyelenggara kejuaraan sepak bola Piala Afrika 2015.

Dengan keputusan Angola itu, Rabu (Kamis WIB), kini yang berpeluang menjadi pengganti Maroko hanya Mesir, Gabon dan Nigeria.

Maroko dicoret haknya sebagai tuan rumah setelah tetap menginginkan penundaan dengan alasan khawatir atas epidemi Ebola.

Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) jengkel dengan sikap Maroko itu.

"Begitu anda menunda kejuaraan, itu akan membuka pintu bagi semua orang untuk minta penundaan berbagai kompetisi, dan kami tidak lagi dapat dipercaya," kata ketua CAF Issa Hayatou, seperti dilaporkan AFP.

Angola sempat muncul sebagai salah satu calon penyelenggara Piala Afrika 2015 yang akan digelar 17 Januari mendatang.

Namun wakil ketua federasi sepak bola Angola Joao Lusevikueno kepada AFP mengatakan: "Angola tidak akan menggelar kejuaraan itu, kami tidak mencalon diri dan tidak berniat".

Ia menambahkan bahwa tidak mungkin untuk menyelenggarakan turnamen besar itu dengan persiapan hanya dua bulan.

Piala Afrika 2010 yang digelar di Angola sempat terganggu oleh penyerangan terhadap bus tim Togo oleh kelompok separatis sehingga dua orang tewas.

Hayatou mengatakan bahwa dalam dua atau tiga hari lagi akan diumumkan tuan rumah pengganti Maroko.

Masalah tuan rumah Piala Afrika 2015 muncul awal Oktober lalu ketika Maroko menyerukan penundaan acara  itu.

CAF yang kehilangan kesabaran terhadap negara utara Afrika itu kemudian menjatuhkan sanksi berupa mencoret hak sebagai tuan rumah dan peserta Piala Afrika. Sanksi denda akan menyusul kemudian.

Fakta bahwa Maroko juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub, hanya 25 hari sebelum Piala Afrika 17 Januari dimulai, menimbulkan keraguan atas alasan Maroko.

Menteri olahraga Maroko Mohamed Ouzzine membela sikap negaranya dan mengatakan bahwa mereka hanya minta penundaan hingga wabah Ebola terkendali.

"CAF mengatakan bahwa kami menolak menggelar Piala Afrika, itu salah. Kami ingin menyelenggarakan kejuaraan itu, tapi kami tetap ingin penundaan," kata Ouzzine.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tiap negara berhak membuat langkah yang diperlukan untuk melindungi warganya. Dua belum mampu untuk mencari solusi mengatasi penyakit ini, jadi bukankah ini situasi yang tidak bisa dihindari?," katanya.

(Uu.T004)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014