Tadi saya berpikir, ada panggungnya, di alun-alun, `nggelar kloso` (menggelar tikar, red.) dengan segala kenyentrikannya. Kelihatannya sederhana padahal nuansa etnisnya luar biasa."
Magelang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri pementasan kesenian rakyat bernama "Panggung Ratu Adil" di kawasan Gunung Merbabu, Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kabupaten Magelang, Kamis (13/11) malam, dalam rangkaian Borobudur Writers and Cultural Festival 2014.

"Saya datang dengan tergopoh-gopoh dengan gemetar sekali. Ini pasti hebat sekali, dan ternyata betul, kehebatan yang sangat luar biasa dengan pertunjukan ini," katanya saat pidato dalam acara yang berlangsung hingga menjelang tengah malam itu.

Beberapa pementasan kesenian rakyat para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung disajikan di hadapan sekitar 250 peserta BWCF (12-15 November 2014), termasuk Ganjar Pranowo didampingi sejumlah pejabat Pemprov Jateng itu, antara lain tarian berjudul "Klono Bronto Mantran", "Roro Putih Warangan", "Lakon Lakuning Laku Gejayan", "Kuda Lumping dan Leak Mantran".

Hadir pula, antara lain Direktur Samana Foundation Yoke Darmawan (penyelenggaran BWCF), peneliti sejarah Perang Jawa Peter Carey, pengamat kebudayaan dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Jean Couteau, pengajar filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta dan budayawan Romo Mudji Sutrisno, pemikir kebudayaan Taufik Rahzen, kurator BWCF Seno Joko Suyono dan Wicaksono Adi, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Lailly Prihatiningtyas, Dirut Bank Jateng Supriyatno, dan penyair Magelang Bambang Eka Prasetya.

Pementasan yang berlangsung di Padepokan Wargo Budoyo Gejayan pimpinan Riyadi juga ditandai dengan pembacaan puisi oleh tiga penyair, masing-masing Ahda Imran, Otto Sukatno, dan Triyanto Triwikromo.

Penyanyi Trie Utami dengan iringan grup band Lamalera juga menyajikan sejumlah lagu pada kesempatan di padepokan dengan instalasi berbagai barang, seperti kereneng, tampah, bakul, siwur, dan tenggok, dan rangkaian bambu, serta ditonton ratusan warga desa-desa di kawasan lereng Gunung Merbabu.

Ia mengapresiasi pergelaran dalam rangkaian BWCF 2014 dengan tema besar "Ratu Adil: Kekuasaan dan Pemberontakan di Nusantara". Rangkaian kegiatan yang dipusatkan di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, antara lain berupa seminar, pameran sketsa Borobudur, dan bazar buku, pembacaan puisi, peluncuran buku, dan pementasan "Panggung Ratu Adil".

"Tadi saya berpikir, ada panggungnya, di alun-alun, nggelar kloso (menggelar tikar, red.) dengan segala kenyentrikannya. Kelihatannya sederhana padahal nuansa etnisnya luar biasa," katanya.

Ia menyebut spirit pergelaran itu sebagai luar biasa dengan penyelenggaraan yang di tengah desa seperti di padepokan di kawasan Gunung Merbabu itu. Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan pentingnya kalangan seniman terus berkarya.

Ia mengaku di tengah kesibukannya memimpin pemerintahan di Jateng, terkadang rindu untuk hadir dalam pergelaran kesenian rakyat, seperti di kawasan Gunung Merbabu, malam itu.

"Tadi seharian saya membahas soal APBD. Ini sampeyan (anda, red.) menghibur saya," katanya.

Budayawan Magelang yang juga inspirator Komunitas Lima Gunung Magelang Sutanto Mendut mengatakan prinsip-prinsip kebudayaan adalah saling mendidik. Kehadiran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di tempat itu, sebagai bagian dari usaha-usaha saling mendidik siapa saja.

"Prinsip-prinsip kebudayaan saling mendidik. Dalam 10 hari terakhir, Pak Ganjar sudah dua kali datang di Lima Gunung. Saya kira Pak Ganjar kita doakan, jangan sampai ada urusan dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," katanya.

Pementasan bernama "Panggung Ratu Adil" hari kedua, digelar di Padepokan Tjipto Boedojo pimpinan Sitras Anjilin di kawasan Gunung Merapi, Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pada Jumat malam.

Agenda pementasannya, antara lain pembacaan puisi oleh penyair Wayan Sunarta, Imam Budhi Santosa, dan Binhad Nurrohmat, pentas monolog Ine Febriyanti dan Putu Fajar Arcana, tari topeng dari grup Topeng Panji Asmara dan Purbasari, Cirebon, Jawa Barat, tarian "Sayuk Rukun" oleh grup Bangun Budoyo Sumber, "Topeng Saujana Keron", "Grasak Putih Petung", dan wayang orang Tutup Ngisor. 

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014