Semarang (ANTARA News) - Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah berharap agar BI rate atau suku bunga acuan dari Bank Indonesia tidak mengalami fluktuasi sehingga calon pembeli rumah akan lebih tenang.

"Dengan suku bunga acuan yang stagnan maka pembeli akan lebih tenang terutama yang membeli rumah melalui sistem kredit," ujar Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia Jateng Bidang Promosi, Publikasi, dan Kehumasan Dibya K Hidayat di Semarang, Jumat.

Menurutnya, kepastian besaran bunga menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap penjualan rumah. Jika bunga bank tidak pasti maka akan memunculkan keraguan di masyarakat.

Jika pada perjalanannya, BI rate mengalami kenaikan maka akan berpengaruh para suku bunga KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), selanjutnya dampak negatif yang lain yaitu terjadinya kredit macet.

Oleh karena itu, pihaknya berharap meskipun rencana kenaikan BBM subsidi jadi dilaksanakan jangan sampai berdampak negatif terhadap BI rate.

Sementara itu, mengenai penjualan rumah maupun properti jenis lain pada saat ini mengalami kenaikan. Selain karena menjelang akhir tahun yang menurut tren selalu berdampak baik pada penjualan rumah, faktor pemicunya karena masyarakat merasa saat ini merupakan momentum baik untuk membeli rumah.

Menurutnya, jika dalam waktu dekat ini harga BBM subsidi jadi dinaikkan maka mau tidak mau para pengembang akan ikut menaikkan harga rumah.

"Untuk kenaikan harga properti atau perumahan dipastikan akan naik di awal tahun nanti, setidaknya kenaikan harga akan berada di kisaran 15--20 persen dari harga yang berlaku saat ini," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada para calon pembeli agar segera membeli rumah jika dana yang dimiliki sudah mencukupi.

"Kalau masih menunggu beberapa bulan lagi maka dipastikan harga akan mengalami kenaikan. Kalau naiknya 10 persen kan sudah cukup tinggi, terutama untuk rumah menengah dan menengah atas," jelasnya.
(KR-AWA)

Pewarta: Aris W Widiastuti
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014