Ki Ageng Suryomentaram yang lahir dan besar dari keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 1892-1962 itu dikenal sebagai tokoh yang mengajarkan ilmu bahagia melalui konsep kawruh jiwa,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang mengembangkan teori psikologi dari ajaran Ki Ageng Suryomentaram, anak dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII.

"Ki Ageng Suryomentaram yang lahir dan besar dari keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 1892-1962 itu dikenal sebagai tokoh yang mengajarkan ilmu bahagia melalui konsep kawruh jiwa," kata dosen Fakultas Psikolog UGM Hadi Sutarmanto di Yogyakarta, Jumat.

Meskipun berlatar belakang budaya Jawa, kata dia, ajaran Ki Ageng Suryomentaram diharapkan dapat menjadi cikal bakal lahirnya teori psikologi lokal.

"Ki Ageng Suryomentaram menciptakan teori psikologi Jawa karena ia orang Jawa. Namun, ajarannya bisa menjadi relevan tidak hanya terbatas bagi orang Jawa saja," katanya.

Menurut dia, teori psikologi sebenarnya tidak terbatas pada kewarganegaraan dan letak geografis apalagi etnisitas.

"Meskipun tidak mudah mengembangkan ajaran Ki Ageng Suryomentaram menjadi teori psikologi agar bisa diajarkan di perguruan tinggi, tetapi usaha dari beberapa tenaga pendidik UGM untuk terus mengembangkan psikologi lokal itu selayaknya diapresiasi," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar teori psikologi yang diajarkan saat ini di Indonesia lebih berkiblat pada teori psikologi barat yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh psikologi dari bangsa Yahudi.

"Sekitar 87 persen ahli psikologi dunia berlatar belakang Yahudi. Tentu teori yang dikembangkan itu sesuai dengan budaya mereka masing-masing," katanya.

Meskipun demikian, kata Hadi, sumber teori psikologi lokal memang belum banyak diteliti dan dikembangkan. Penelitian psikologi nusantara yang dilakukan psikolog UGM baru dilaksanakan datu dekade terakhir.

"Beberapa buku yang dihasilkan oleh dosen UGM sebelumnya mengenai psikologi Ki Ageng Suryomentaram telah diadopsi oleh Universitas Santo Thomas Filipina, universitas tertua di Asia, sebagai bahan ajar mahasiswa jenjang S-2 dan S-3," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014