Tapi, mudah-mudahan mengecil pelan-pelan sampai akhir tahun"
Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kemungkinan tidak bisa menutupi kerugian yang membengkak pada kuartal ketiga, dengan sisa waktu hanya satu kuartal lagi pada 2014 ini.

"Masih negatif, enggak mungkin satu kuartal recover (menutupi) loss (kerugian) di tiga kuartal," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar usai diskusi di kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Jakarta, Jumat.

Namun, Emirsyah masih berharap kerugian akan terus mengecil secara perlahan hingga tutup buku nanti.

"Tapi, mudah-mudahan mengecil pelan-pelan sampai akhir tahun," katanya.

Menurut laporan keuangan kuartal III 2014, Garuda mengalami kerugian sebesar 204,65 juta dolar AS yang setara Rp2,49 triliun atau membengkak 528,14 persen dibandingkan jumlah kerugian periode yang sama pada 2013 sebesar 32,58 juta atau Rp397,49 miliar.

Dia mengatakan kerugian pada Juli 42,4 juta dolar AS dan keuntungan yang hanya 0,4 juta dolar AS tertolong pada September yang berhasil membukukan keuntungan 22,1 juta dolar AS.

Emirsyah mengatakan kerugian tersebut akibat meroketnya biaya operasonal serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai lebih dari 20 persen.

"Melambatnya pertumbuhan ekonomi global berpengaruh pada penurunan permintaan untuk rute-rute internasional dan penurunan kinerja Garuda maupun sejumlah maskapai penerbangan internasional lain, khususnya di kawasan Asia Pasifik yang pasarnya memang semakin kompetitif," katanya.

Selain itu, lanjut dia, masih tingginya harga bahan bakar juga ikut menekan laba mengingat biaya bahan bakar merupakan salah satu komponen biaya operasional terbesar, yaitu mencapai 40 persen.

Emirsyah menambahkan bahwa tertekannya kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh langkah investasi dalam pengembangan armada dan Citilink selama periode dua tahun terakhir.

Garuda membukukan pendapatan operasi sebsar 2.801,7 juta dolar AS atau tumbuh 4,3 persen dibanding periode yang sama 2013.

"Garuda juga akan mengurangi kapasitas sementara ini melalui penghentian operasional pesawat tua yang boros bahan bakar dan menunda kedatangan pesawat yang dipesan," katanya.

Ia akan meningkatkan kegiatan penjualan secara agresif, khususnya penumpang corporate, bisnis, dan wisata, serta mengurangi belanja modal tahun 2014 hingga 54 juta dolar AS.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014