Batam (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan Madrasyah Aliah Negeri (MAN) Insan Cendekia di Nongsa, Kota Batam, yang diharapkan menjadi lembaga pendidikan berkualitas pada wilayah perbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

"Kami berharap dari MAN Insan Cendekia di Batam akan lahir anak bangsa berkepribadian unggul serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi mampu mengintegrasikan pendidikan umum dengan agama," katanya, Sabtu.

MAN Insan Cendekia adalah sekolah yang didirikan oleh Presiden RI Ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie melalui BPPT yang menerapkan prinsip keseimbangan antara penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa.

Sekolah yang sama, sebelumnya juga sudah didirikan di Serpong Tangerang, Gorontalo, Jambi, Riau, Pekalongan Jawa Tengah dan Aceh.

"Sejak UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003 ditetrbitkan, kesan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang statis dan terbelakang sudah hilang. Pemerintah sudah memberikan kesetaraan sehingga madrasah tidak terbelakang lagi," kata dia.

Menguatnya keterlibatan pemerintah dalam lembaga pendidikan berbasi agama, kata dia, mampu memberi warna dan dinamika tersendiri pada pendidikan terutama madrasah.

"Cendikiawan muslim pernah berjaya hingga membuat lompatan pada kehidupan manusia. Tentu kita semua berharap hal tersebut terulang lagi termasuk dari Insan Cendekia," kata Lukman.

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Kepri, Marwin Jalal mengatakan MAN Insan Cendekia Batam dibangun diatas lahan 10 hektare. Sekalin gedung sekolah, juga akan dilengkapi masjid, sarana olahraga, asrama siswa, perumahan guru, ruang makan, yang akan dibangun bertahap dengan anggaran pemerintah pusat.

"Untuk tahap pertama sudah dikucurkan sekitar Rp7,5 miliar digunakan untuk konsultan perencanaan, konsultan pengawas tahap pertama, pembangunan struktur bawah asrama, kelas, ruang makan tahap pertama, dan masjid tahap pertama," kata dia.

Selain dari anggaran pusat, untuk pembangunan pagar juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Gubernur Kepri, Muhammad Sani mengatakan pembangunan lembaga pendidikan berbasis keagamaan harus diperbanyak agar mampu membentengi generasi muda dari pengaruh buruh globalisasi.

"Kepri sebagai wilayah beranda Indonesia membutuhkan lembaga pendidikan berbasis agama yang kuat. Sehingga akan mampu membentengi generasi muda dari pengaruh negatif," katanya.

Selama ini jumlah lembaga pendidikan berbasis agama di Kepri jauh lebih sedikit dibanding lembaga pendidikan umum, demikian M. Sani.

Pewarta: Larno
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014