"Saya bangga dan senang setelah 24 tahun bisa kembali lagi ke sini," ujar Taufik di hadapan sejumlah siswa, guru dan pejabat daerah yang menyambutnya di bekas sekolahnya itu.
Ia mengaku cukup senang karena dari 4.143 pelajar tingkat SD, SMP dan SMA yang diperiksa matanya, hanya 413 yang membutuhkan kacamata.
"Alhamdulillah di kampung halaman saya ini, anak-anaknya masih sehat-sehat," kata juara dunia 2005 itu.
Bantuan kacamata untuk siswa sekolah tersebut merupakan program donasi 10.000 kacamata untuk anak Indonesia pada 2014 dari Yayasan Berani bekerja sama dengan Alfamart dalam menyalurkan donasi pelanggannya.
Taufik juga memberi bantuan peralatan bulu tangkis untuk beberapa sekolah.
Ia berharap kedatangannya ke sekolah tersebut bukan yang pertama dan terakhir karena setelah pensiun sebagai atlet, ia mempunyai waktu luang lebih banyak.
"Terpikir apa yang bisa saya bantu di sekolah ini karena saya dibesarkan dari sini. Mungkin saya bisa membangun lapangan bulu tangkis," katanya.
Taufik yang antara lain didampingi istrinya Ami Gumelar dan kedua orangtuanya, Aris Haris dan Enok Dartilah, disambut meriah di Sekolah Unggulan Cinta Kasih yang didalamnya terdapat SDN Pangalengan 1 tempat Taufik sekolah dulu. Selain mendapat pelukan sejumlah guru, Taufik juga disalami puluhan murid SD yang menyambutnya di sekolah tersebut.
Taufik mulai serius menekuni bulu tangkis sejak kelas lima SD dengan mengikuti pelatihan di Klub Sangkuriang Graha Sarana di Jl.Soekarno-Hatta Bandung, dilatih oleh mantan pemain nasional Iie Sumirat.
"Tiap hari sepulang sekolah Taufik harus bolak-balik Pangalengan-Bandung yang jaraknya 40km...Jadi total tiap hari harus pulang pergi 80km," ujar Aris Haris, ayah Taufik yang setia mengantarnya berlatih.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
