Makassar (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan HM Roem menilai jika harga satu suara sebesar Rp700 juta di Musyawarah Nasional Golkar itu masih terbilang kecil.

"Di Munas lalu satu suara harganya Rp500 juta. Saat itu pertarungan antara Surya Paloh dan Aburizal Bakrie (ARB) untuk menduduki Ketua Umum," ungkapnya di Makassar, Senin.

HM Roem pun memprediksi, di Munas Golkar yang akan digelar 2015 mendatang harga satu suara akan sedikit lebih tinggi yakni mencapai Rp700 juta. Angka tersebut dinilainya relatif kecil.

Itu jika melihat jumlah bakal calon yang akan bertarung nantinya. Terlebih masing-masing sudah punya dana tersendiri yang dinilainya cukup bombastis yakni miliaran hingga trilunan rupiah.

Menurut HM Roem yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab tim pemenangan ARB di Sulsel, dana tersebut sengaja disiapkan untuk biaya operasional tim, termasuk uang saku bagi pemilik hak suara.

Meski demikian, Ketua DPRD Sulsel ini berharap tidak ada lagi politik uang yang terjadi di munas mendatang. Hal itu demi menghindari terjadinya konflik internal, termasuk merusakan tatanan berdemokrasi nantinya.

"Kita berharap tidak ada lagi hal-hal seperti ini karena kalau ini berlangsung terus akan merusak tatanan demokrasi," pungkasnya.

Berdasarkan informasi terungkap bila setiap Munas, pemilik suara akan menerima sejumlah dana yang sangat banyak dan pemberian dana berasal dari tim pemenangan calon ketua umum.

Harga satu suara untuk memilih Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) IX 2015 mendatang itu bervariatif mulai dari Rp500 juta hingga melebihi Rp700 juta.

Angka Rp500 juta diambil dari asumsi harga satu suara saat Munas VIII di Riau 2009 lalu yakni Rp500 hingga Rp600 juta, dimana dua kubu yang bertarung antara Aburizal Bakrie (ARB) dan Surya Paloh yang akhirnya dimenangkan oleh ARB.

"Jadi yang mau jadi Ketua Umum DPP Golkar memang harus memiliki kekuatan finansial yang sangat besar. Sebab dana yang akan beredar di arena Munas Golkar sangat besar," katanya.

Mantan Ketua Komisi A DPRD Sulsel ini juga menjelaskan bila satu DPD II atau DPD I dapat saja meraih dana yang lebih banyak bila mencoba bermain di sejumlah calon yang akan maju.

"Mereka bisa saja membagi diri, ada yang bergabung dengan calon A, B, C dan seterusnya. Padahal suaranya di Munas hanya satu yang masuk bilik untuk memilih yakni Ketua DPD. Jadi memungkinkan ada DPD yang mendapat Rp1 miliar lebih tergantung bagaimana mereka bermain," jelasnya.

Sejumlah kader Golkar yang digadang-gadang akan maju dalam Munas IX itu, diantaranya petahanan Aburizal Bakrie (ARB), MS Hidayat, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Mahyuddin, Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang Kartasasmita.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014