Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah akan menuntaskan pembangunan Museum Islam Nusantara di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada 2015.

"Pembangunannya sudah kami mulai sejak 2012 tetapi sempat terhenti, kemudian kami lanjutkan dan akan selesai pada 2015," kata Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Prof Dr Kacung Maridjan MA di Surabaya, kemarin (16/11).

Saat berbicara pada seminar bertajuk "Museum sebagai Citra Peradaban di Indonesia" yang digelar Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT), ia menjelaskan Islam Nusantara merupakan Islam yang tidak anti-kebudayaan atau Islam yang mendukung kebudayaan.

"Museum Islam Nusantara itu dirangkai dengan pembangunan museum pada sejumlah makam walisongo, sehingga makam walisongo tidak hanya tempat berziarah, tapi sekaligus tempat belajar tentang nilai-nilai dari Islam Nusantara setempat," katanya.

Namun, museum seperti itu tidak hanya dibangun di Jawa, melainkan juga di Lhokseumawe (Aceh)dan Ternate (Maluku Utara).

Selain itu, pihaknya juga mengembangkan museum seni, seperti Museum Keris di Solo yang juga diharapkan akan selesai pada tahun 2015. "Kita juga membantu Museum Basuki Abdullah, karena museum seni memang masih terbatas dalam jumlah dan kualitas," katanya.

Untuk skala nasional, pihaknya akan melakukan redesain Museum Nasional dan Galeri Seni Nasional, tapi pembangunan keduanya mungkin akan selesai pada tahun 2016. "Insya-Allah, peresmiannya 2016 atau 2017," katanya.

Guru Besar Unair itu mengaku dirinya memang tidak mempublikasikan redesain Museum Nasional dan Galeri Seni Nasional yang telah dilakukan, tapi redesainnya akan mendekati konsep museum di dunia.

"Misalnya, Gedung C Museum Nasional akan dirancang tujuh lantai dengan anggaran Rp400 miliar yang dilengkapi studio teater, kafe, bookshop, souvenir, dan sebagainya. Galeri Seni Nasional juga dirancang ada karya-karya maestro," katanya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan renovasi pada 8-10 dari 25 taman budaya yang ada. "Nantinya, taman-taman budaya akan memiliki ruang pamer, seperti Taman Budaya Jatim di Jalan Gentengkali, Surabaya, juga kita renovasi," katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengembangkan museum manusia purba Sangiran pada tiga lokasi. "Itu karena 50 persen deposit manusia purba di dunia itu ternyata ada di Indonesia, karena itu akan kita optimalkan," katanya.

Sementara itu, dosen seni rupa ITB Bandung Aminuddin Siregar yang juga Kepala Galeri Selasar Soemarja Bandung menyatakan satu hal yang sering dilupakan pengelola museum adalah intermediasi.

"Orang hanya berpikir desain dan riset, tapi intermediasi justru dilupakan, padahal orang datang ke museum itu juga ingin memiliki masa lalu, karena itu protipe dalam bentuk kaus, dompet, mangkuk, buku-buku, dan sebagainya itu memunculkan nostalgia," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia mendukung kebijakan Dirjen Kebudayaan dalam mengembangkan "Virtual Museum". "Itu agar bisa dinikmati masyarakat dan menarik minta mereka untuk datang ke sini," katanya.

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014