Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan untuk mendorong kemajuan Indonesia semua pihak harus melakukan revolusi pola pikir sehingga mampu bergerak lebih cepat di tengah persaingan antarnegara.

"Revolusi pola pikir kita perlukan. Kita tidak mungkin (lagi) berpikir monoton, bisa kedahuluan negara lain," kata Presiden saat menerima kunjungan peserta kursus reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Presiden mengatakan jangan hanya berkutat pada masalah politik, karena masih banyak hal lain yang harus dipikirkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Jangan berputar urusan politik terus, habis energi kita. Visi dan gagasan besar menjadi tidak cepat (diimplementasikan). Saling mengejek, saling menghujat, menjelekkan, ini menghabiskan energi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Presiden menceritakan pengalamannya berdiskusi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengenai resep pemerintah Tiongkok bisa mendorong kemajuan ekonomi.

Presiden mengatakan apa yang dialami dan dijalankan oleh Tiongkok dapat dipetik menjadi pelajaran oleh bangsa Indonesia sehingga bisa mendorong kemajuan ekonomi.

"Pemikiran besar seperti itu kalau kita bisa adopsi, kita ambil. Misalnya (Tiongkok) infrastruktur awalnya tidak punya uang, tapi kemudian setelah menjalankan kebijakan ini bisa mempunyai uang dan kini membiayai sendiri infrastruktur mereka," kata Presiden.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014