... baru pertama kali ini target pertumbuhannya ada di batas bawah...
Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 mendatang di kisaran 5-5,5 persen, lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam APBN 2015 sebesar 5,8 persen.

"Proyeksi dari lembaga internasional semuanya khan kisarannya 5-5,5 persen, kami mengamini proyeksi itu. Itu cukup wajar," kata Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono, di sela Risk and Governance Summit 2014, di Jakarta, Selasa.

Menurut Pramono, biasanya diperlukan dukungan pertumbuhan kredit sekitar 3-4 kali dari target pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Untuk target pertumbuhan ekonomi 5-5,5 persen saja, diperlukan dukungan dari pertumbuhan kredit 15-22 persen.

Bank Indonesia sendiri mengarahkan pada 2015 mendatang industri perbankan untuk menggenjot kredit di kisaran 15-17 persen.

"Jadi kalau 15-17 persen itu di batas bawah, sehingga minimal 5 persen pertumbuhan ekonomi yang akan dapat didukung," ujar dia.

Dia mengatakan, dukungan pertumbuhan kredit terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tipikalnya memang sepert itu. Namun, lanjutnya, baru pertama kali ini target pertumbuhannya ada di batas bawah.

"Karena banyak soal likuditas, bank-bank itu juga LDR-nya secara nasional sudah di atas 92 persen, jadi itu menyebabkan bank akan lebih selektif memberikan pembiayaan kepada sektor-sektor tertentu," ujar Pramono.

Kendati demikian, menurut dia, untuk menggerakkan perekonomian tidak harus selalu mengandalkan pembiayaan dari perbankan. Masih terdapat opsi lain yakni pembiayaan dari pasar modal dengan penerbitan obligasi atau pinjaman dari bank-bank di luar negeri.

"Kalau hanya mengandalkan kredit perbankan untuk mendorongnya (pertumbuhan ekonomi) itu akan cukup berat tantangannya. Namun faktanya memang begitu, makanya semua orang realistis targetnya hanya 5-5,5 persen khan," kata dia.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014