Pro kontra itu wajar, yang penting tak melanggar konstitusi
Jakarta (ANTARA News) - Mubalig KH Ramdhan Effendi atau yang akrab disapa Anton Medan mengatakan organisasi masyarakat (ormas) Islam yang menolak pelantikan Ahok tidak mengenal undang-undang.

"Kalau ada ormas yang menolak pelantikan Ahok, mereka itu fanatik buta, pemahamannya normatif, tak kenal undang-undang, kan aturan pelantikannya sudah sesuai konstitusi," kata Anton kepada Antara News di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu mengatakan ormas Islam tersebut tak memahami indahnya toleransi dalam Islam yang ada di dalam Al Quran.

Ia kemudian mengutip surat Al Hujarat ayat 13 yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal".

Anton menjelaskan, jika ada umat Muslim yang keberatan dipimpin oleh nonmuslim, maka sebenarnya pemimpin umat dan pemimpin bangsa adalah dua hal yang berbeda.

"Kalau pemimpin umat memang harus Muslim karena dia yang memimpin jemaah untuk menentukan hal ibadah dan yang berhubungan dengan ritual, kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk, dasarnya undang-undang, konstitusi, dipilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak," ujarnya.

"Kalau pemimpin umat ya kita pilih orang seperti Maruf Amin, Din Syamsudin, kalau pemimpin bangsa ya yang kompeten, ini kan ada 400 lebih etnis di Indonesia. Lagipula, kalau mereka menolak, memangnya calon mereka siapa sih? Dugaan saya ormas-ormas itu pesenan kok," lanjut Anton.

Lebih lanjut Anton mengatakan, jika ormas Islam yang menolak Ahok mengatakan tindakan Ahok yang ceplas-ceplos dan sangat tak Islami-lah yang menjadi alasan penolakan, Anton mengatakan justru Ahok memiliki sikap yang Islami.

Ia menjelaskan bahwa Islam itu ada dua sistem yakni saat di Madinah dan di Makkah. Di Madinah Nabi Muhammad mengajarkan sholat, zakat, dan puasa, sedangkan di Makkah Nabi mengajarkan tauhid, akhlak, dan karakter. Soal akhlak, Ahok taat agamanya, sering ke gereja, moral sudah teruji, karakternya terbentuk, tidak mau salah, tidak mengada-ada, dan berbicara fakta. "Itu semua kan ajaran Islam," katanya.

Jadi, lanjut Anton, meski bukan Islam, tapi tindakan Ahok itu Islami. "Lihat  saja dulu waktu masih sama Jokowi, orang kebanjiran di bantaran sungai, dipindahkan dan diberi rusun, Islam itu mengajarkan untuk memecahkan masalah bukan cari dan tambah masalah."

Meski demikian, pria pemilik nama Tionghoa, Tan Kok Liong itu menyampaikan perbedaan adalah sesuatu hal yang lumrah di negeri yang demokratis.

"Pro kontra itu wajar, yang penting tak melanggar konstitusi. Kalau pun ada orang Islam yang menolak, berapa persen sih banyaknya?...Kalau mereka ribut, itu urusan polisi lah," katanya.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta siang ini pukul 14.00 WIB di Istana Negara, Jakarta oleh Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, beberapa aksi penolakan dilakukan oleh beberapa ormas Islam.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014