Bogor (ANTARA News) - Transportasi massal  bukan merupakan ancaman bagi perkembangan industri otomotif.

Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran  PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra dalam Lokakarya Wartawan Industri dan Otomotif yang digelar PT Astra International Tbk di Bogor, Selasa-Rabu.

"Negara maju yang sistem transportasi massalnya baik, tidak berarti industri otomotifnya mati. Karena itu industri otomotif di Indonesia tidak berkeberatan transportasi massal lebih maju," katanya.

Amel meyebut Tiongkok sebagai contoh kasus nyata bahwa kemajuan sistem transportasi massal berjalan beriringan dengan pertumbuhan pasar industri otomotif.

Menurut Amel dengan sistem transportasi massal yang terkait di sana Tiongkok memiliki pasar otomotif yang mencapai 21-22 juta unit per tahun.

Hal serupa juga terjadi di Jepang, yang memang dikenal dengan shinkanshen atau kereta cepat sebagai andalan sistem transportasi massalnya masih memiliki pasar otomotif sebesar 5 juta unjt per tahun, jauh di atas Indonesia yang masih berada pada kisaran 1,2 juta per tahun.

"Sebab orang-orang masih membutuhkan kendaraan dari rumah menuju stasiun," katanya.

Sementara itu, optimisme senada juga diungkapkan sesama unit bisnis otomotif Astra, PT Astra Honda Motor (AHM) yang bermain di kendaraan roda dua.

Direktur HR, GI & IT AHM Markus Budiman dalam kesempatan yang sama menyatakan keyakinannya bahwa semaju apapun transportssi massal di Indonesia masyarakat masih akan ada penggunaan sepeda motor.

"Semaju apapun sistem transportasi massal, kami yakin setiap keluarga Indonesia masing-masing mempunyai sedikirnya satu unit sepeda motor di rumah mereka, dan itu motor Honda," tuturnya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014