Operasi ini sudah dimulai dan akan diteruskan sampai semua tempat ibadah khususnya masjid di Mombasa dibebaskan dari teroris dan unsur pidana."
Mombasa, Kenya (ANTARA News) - Polisi Kenya menemukan bahan-bahan peledak di tiga masjid di Mombasa, Rabu, dan menangkap 109 orang karena dicurigai mereka sedang menjalani pelatihan militan, dalam rangkaian serangan terbaru di kota pelabuhan itu.

Kenya sedang berusaha mencari cara untuk memecah jaringan gerilyawan Islam itu, yang disalahkan untuk serangkaian serangan di ibu kota Nairobi selain di sepanjang pantai Samudera Hindia, dan katanya banyak rekrutan terinspirasi oleh Al Shabaab, kelompok Somalia yang terkait dengan Al Qaida, lapor Reuters.

"Operasi ini sudah dimulai dan akan diteruskan sampai semua tempat ibadah khususnya masjid di Mombasa dibebaskan dari teroris dan unsur pidana," kata Robert Kitur, komandan kepolisian Kota Mombasa, kepada Reuters.

"Kami telah mengumpulkan intelijen untuk jangka waktu yang panjang, dan sudah waktunya untuk bertindak."

Polisi menggerebek dua masjid pada Senin, merebut senjata dan literatur yang mereka katakan adalah bukti kegiatan gerilyawan. Pada hari berikutnya, sekelompok pemuda dengan parang dan pisau menewaskan tiga orang.

Richard Ngatia, seorang kepala polisi setempat, mengatakan penyidik pada Rabu bahwa pihaknya menemukan tiga parang di Masjid Mina, Mombasa, dan granat, sementara dua bom bensin 10 liter dan detonator bom ditemukan di Masjid Swafaa.

"Masjid-masjid itu telah membuat para pemuda menjadi radikal, pelatihan dan mendorong mereka terjun ke dalam jihad. Kami juga menemukan booster yang digunakan untuk mempercepat ledakan ... dan literatur tentang jihad," kata Ngatia.

Polisi telah menangkap 376 orang sejauh ini selama penggerebekan, yang dimulai pada Minggu, tetapi 91 lainnya kemudian dibebaskan karena kurangnya bukti.

Para jaksa mengatakan, 158 orang akan dikenakan tuduhan menjadi anggota Al Shabaab. Polisi mengatakan mereka masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukan terhadap para tahanan lainnya.

Al Shabaab menewaskan sedikitnya 67 orang dalam satu serangan pistol dan granat di pusat perbelanjaan Nairobi September lalu, mengatakan itu adalah balas dendam atas serangan terhadap para pejuang oleh pasukan Kenya di Somalia.

Ketidakamanan malapetaka ekonomi terbesar Afrika Timur, dan serangan-serangan pada tahun lalu di pantai dan di ibu kota membuat negara-negara Barat diminta untuk mengeluarkan peringatan perjalanan, memukul industri pariwisata, yang merupakan sumber besar pendapatan mata uang keras. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014