Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menghadiri pertemuan Dewan Karet Tripartit Internasional (ITRC) yang diikuti sejumlah menteri dari negara produsen, untuk memperjuangkan kenaikan harga komoditas tersebut yang anjlok dalam tiga tahun terakhir.

Hadir pada pertemuan ITRC di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, tersebut, Menteri Perladangan Komoditi Malaysia, Datuk Amar Douglas Uggah, serta Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand, Petipong Pungbun Na Ayudhya, di samping perwakilan dari negara lainnya di Asean yang juga menjadi produsen karet seperti Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam (CLMV).

ITRC beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang menguasai sekitar 67 persen produsen karet alam dunia. Sementara empat negara Asean lainnya (CLMV) menguasai 10 persen produksi karet alam dunia.

Indonesia, Malaysia, dan Thailand, yang menguasai 79 persen pasar ekspor karet alam dunia itu berupaya menemukan jalan agar pasokan tidak berlebihan guna mendongkrak harga karet alam yang pada November jatuh hingga 1,54 dolar AS/kg.

"Harga tersebut sudah jauh di bawah biaya produksi yang mengakibatkan harga beli kepada petani karet juga mengalami tekanan," kata Mendag Rachmat Gobel.

Padahal di tiga negara tersebut ada lebih dari empat juta petani yang hidup dari perkebunan karet alam.

Di Indonesia sendiri, menurut data Kemendag, ada 2,4 juta petani karet yang membutuhkan perhatian.

"Jadi pertemuan ini sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani," kata Rachmat.

Karet merupakan salah satu unggulan ekspor Indonesia. Pada 2010 ekspor komoditas tersebut mencapai 7,3 miliar dolar AS dan melonjak pada 2011 menjadi 11,7 miliar dolar AS.

Lonjakan ekspor itu terjadi karena harga karet dunia naik mencapai empat dolar AS per kilogram. Namun pada 2013, ekspor komoditas tersebut anjlok menjadi 6,9 miliar dolar AS akibat terus menurunnya harga karet alam di pasar dunia.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014