Beijing (ANTARA News) - Setelah penyelenggaraan pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berakhir, Beijing kembali diselimuti kabut polusi tebal, sejak awal pekan ini.

Pusat Meterologi Nasional Tiongkok, Kamis menyatakan beberapa kota di wilayah utara seperti Beijing, Tianjin, dan Provinsi Hebei serta Henan, akan diselimuti kabut polusi hingga akhir pekan ini.

Pusat pengawasan badan meteorologi Tiongkok menambahkan kualitas udara yang buruk juga terjadi di wilayah timur laut, barat laut dan wilayah selatan Sungai Yangtze.

Biro Meterologi Beijing menyatakan tingkat polusi mencapai kode "yellow" yang artinya berbahaya bagi kesehatan. Kondisi itu terus berlanjut mulai dari pusat kota hingga wilayah selatan Beijing.

Selama penyelenggaraan APEC 2014 sejak Selasa (5/11) hingga Selasa (12/11) langit Beijing dan beberapa kota di sekitarnya, relatif biru dan kualitas udara relatif baik.

Kondisi itu dikarenakan Pemerintah Tiongkok memerintahkan seluruh pabrik untuk tidak beroperasi serta meminta masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, guna mengurangi jumlah kendaraan yang melintasi di jalanan Beijing, terutama jalan-jalan protokol yang dilalui para delegasi dan pimpinan ekonomi APEC.

Tiongkok adalah salah satu negara penyumbang polusi udara terbesar di dunia. Polusi udara yang parah itu dikarenakan asap industri batu bara yang menjadi sumber utama negara tersebut.

Dalam sebuah studi yang dilakukan Universitas Tsinghua, menyatakan polusi di Tiongkok telah menewaskan 670 ribu orang pada 2012.

Hasil studi menyatakan polutan kecil batu bara terutama yang lebih kecil dari 2,5 mikrogram merupakan penyebab kematian 670 ribu orang warga Tiongkok yang dipicu empat penyakit mematikan seperti stroke, kanker paru-paru, jantung koroner dan penyakit paru obstruktif kronik.

Padahal pasokan energi batu bara di Tiongkok masih akan tinggi hingga 2040, demikian dilaporkan majalah "Time".

Pewarta: Rini Utami
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014