Jakarta (ANTARA News) - "I wear them front, I wear them back, I go inside out, then I go front and back." (Aku menggunakan sisi depan, kemudian sisi belakang, lalu aku putar balik, dan aku kembali menggunakan sisi depan dan belakang).

Kalimat konyol itu diucapkan oleh Fred (diisi suaranya oleh T.J. Miller) yang menerangkan bagaimana "metode" dia dalam mengenakan (maaf) celana dalam sehari-hari.

Film "Big Hero 6" yang merupakan bentuk kerja sama penerbit komik Marvel Entertainment dan produsen animasi Walt Disney Animation Studios, memang kerap menyelipkan lelucon-lelucon yang tak terduga.

"Big Hero 6" berasal dari salah satu komik Marvel yang mengisahkan kelompok pahlawan super yang terdiri atas enam orang, yaitu Hiro Hamada (Ryan Potter), Baymax (Scott Adsit), GoGo Tamago (Jamie Chung), Wasabi (Damon Wayans, Jr), Honey Lemon (Genesis Rodriguez), dan Fred.

Pertemuan keenam orang itu diinisiasi oleh Tadashi Hamada (Daniel Henney), yang merupakan kakak satu-satunya Hiro.

Tadashi, yang ingin mengalihkan kesibukan Hiro yang terkenal sebagai anak genius (indikator: lulus SMA pada usia 13 tahun), membawa sang adik ke kampusnya di kota San Fransokyo (gabungan kata antara San Francisco dan Tokyo).

Di kampus Tadashi tersebut, Hiro diperkenalkan dengan mahasiswa lainnya yang juga genius, yaitu Gogo Tamago, Wasabi, Honey Lemon.

Fred  bukanlah mahasiswa pintar tetapi sebagai sosok pecintah "fiksi-ilmiah".

Mereka berenam ternyata menemukan jejak "mikrobot" yang dulu pernah sukses diciptakan Hiro, kini telah dicuri oleh seseorang yang selalu mengenakan topeng Kabuki (khas teater Jepang).

Hiro dan yang lain menduga bahwa sosok jahat bertopeng Kabuki itulah yang dengan sengaja membuat kebakaran dan ledakan yang menewaskan kakak Hiro, Tadashi.

Akhirnya, dengan kegeniusan Hiro, mereka berenam dibuatkan kostum pahlawan super untuk dapat menemukan dan menangkap sosok bertopeng yang misterius itu.

Tentu saja, karena ini merupakan kartun karya Disney, terselip pula banyak humor segar dalam aliran skenarionya.

Contohnya seperti saat mereka berenam (karena itu dikenal sebagai Big Hero 6, duh) dengan mengendarai mobil dikejar oleh sosok bertopeng.

Pada saat ada lampu merah, Wasabi menghentikan kendaraan yang dikemudikannya dan ditanya oleh Go Go, "Why are you stopping?" (kenapa kamu berhenti).

Wasabi menjawab karena ada lampu merah yang sekonyong-konyong dibalas oleh Go Go, "Theres no red lights in car chases!" (tidak ada namanya lampu merah dalam kejar-kejaran mobil!).

Tidak hanya dengan humor segar yang berhasil muncul di sana-sini, Big Hero 6 dalam beberapa adegan juga mampu membangkitkan beragam emosi, seperti sedih dan terharu.

Hal itu dapat terlihat, seperti saat Baymax memperlihatkan beberapa klip almarhum Tadashi saat dia berupaya membuat Baymax kepada sang adik, Hiro.

Meski dalam bagian akhir terdapat hal yang mudah diduga dan sangat khas Hollywood, hingga akhir film ini sukses membangun emosi para penontonnya.

Berdasarkan ensiklopedia dunia maya Wikipedia, Sejak Disney mengakusisi Marvel Entertainment pada tahun 2009, CEO Disney Bob Iger memang ingin agar berbagai tokoh dalam ragam komik Marvel dapat lebih dieksplorasi oleh animator Disney.

Salah satunya adalah Big Hero 6, yang dalam versi komiknya oleh Marvel terasa lebih serius dan "gelap". Akan tetapi, di tangan Disney dapat diubah menjadi sangat ceria dan berwarna.

Dengan film Big Hero 6 yang dinilai sukses mengocok perut dan emosi penontonnya ini, menarik untuk dilihat kreasi lainnya dari gabungan dua perusahaan penghasil imajinasi asal AS tersebut pada masa mendatang.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014