... hutan, sepi, kalau malam sangat gelap dan pengawasan dari lingkungan tidak seketat seperti di kota, membuat peluang melakukan pergaulan bebas sangat terbuka...
Sampit, Kalimantan Tengah (AN) - Areal perusahaan perkebunan kelapa sawit, termasuk yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, merupakan salah satu tempat yang dinilai rawan penularan penyakit HIV/AIDS.

"Di tengah hutan, sepi, kalau malam sangat gelap dan pengawasan dari lingkungan tidak seketat seperti di kota, membuat peluang melakukan pergaulan bebas sangat terbuka. Inilah yang membuat karyawan perkebunan termasuk berisiko tinggi tertular AIDS," kata Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kotawaringin Timur, Suhartono Firdaus, di Sampit, Minggu.

Awal pekan lalu, LSM yang fokus pada masalah kesehatan reproduksi ini melaksanakan sosialisasi di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Timur. Kegiatan ini direspons positif karyawan perkebunan yang selama ini memang belum tahu banyak terkait HIV/AIDS.

PKBI setempat merasa terpanggil menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS dan cara pencegahannya karena prihatin dengan penyakit yang mematikan ini sudah sangat merajalela hingga ke semua umur dan kalangan.

Kelompok lainnya yang juga berisiko tinggi tertular HIV/AIDS adalah para sopir angkutan darat. Mereka dinilai rawan terjerumus pergaulan tidak sehat karena pengaruh lingkungan dan sering jauh dari keluarga.

Jika sopir terjangkit HIV/AIDS maka anak dan istrinya juga berisiko terjangkit. Untuk itulah perlunya pencegahan sejak awal, salah satunya penggunaan alat kontrasepsi dan perilaku hidup sehat.

"Kami juga membagikan kondom gratis kepada mereka dalam rangka pencegahan. Kami juga ada menyediakan loket kondom di lokalisasi untuk pencegahan penularan, tapi memang tanggapannya beragam," sambung Joko, sapaan akrab Suhartono Firdaus.

Data Dinas Kesehatan Kotim, dari 54 kasus AIDS yang ditangani RSUD dr Murjani Sampit pada 2005 hingga 2014 ini, tercatat 34 persen penderitanya adalah ibu rumah tangga yang tertular oleh suami mereka yang heteroseksual.

Selain itu, tercatat tujuh persen penderita merupakan anak yang tertular dari orangtua. Selanjutnya, 7 persen penderitanya merupakan homoseksual dan tujuh persen penderita lainnya merupakan pengguna narkotika yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.

Penderita lainnya yaitu heteroseksual risti dengan persentase sebanyak tujuh persen, serta 43 persen lainnya merupakan penderita dari kalangan heteroseksual lain-lain. 

Pewarta: Norjani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014