Beirut (ANTARA News) - Pertempuran sengit mengadu rezim yang setia terhadap pemberontak yang didukung oleh Al-Qaida pada Ahad, setelah gerilyawan melancarkan ofensif yang ditujukan untuk menyita dua desa Syiah di Suriah utara, kata kelompok pemantau.

Desa-desa Nubol dan Zahraa di Provinsi Arbil dalam perang babak-belur dan telah dikepung pemberontak selama satu setengah tahun, lapor AFP.

Pada Sabtu malam, para pemberontak dan sekutu mereka dari afiliasi Front Al-Nusra, Al-Qaida meluncurkan serangan besar yang ditujukan untuk mengambil-alih desa-desa itu, meskipun tawaran mereka sejauh ini gagal, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Bentrokan-bentrokan sengit telah berlangsung sejak tengah malam di tepi desa Nubol dan Zahraa," katanya.

Kelompok yang berbasis di Inggris itu menggambarkan serangan saat ini sebagai "yang paling keras" sejak pemberontak dan Al-Qaida mengepung desa-desa Syiah.

Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman, juga mengatakan kepada AFP bahwa adalah pertama kalinya Front Al-Nusra telah membuat kemajuan di daerah.

Para gerilyawan mengumumkan peran mereka melalui Twitter.

"Para mujahidin (telah meluncurkan) serangan terhadap mereka di desa Nubol dan Zahraa," kata Front Al-Nusra melalui Twitter, dengan menggunakan istilah yang merendahkan untuk merujuk kepada Syiah.

Setidaknya delapan pemberontak dan jihad, bersama dengan seorang warga sipil, telah tewas sejak Sabtu malam, kata Observatorium.

Perang Suriah dimulai sejak pemberontakan damai, tetapi kemudian berubah menjadi pemberontakan didominasi Sunni setelah rezim Presiden Bashar al-Assad meluncurkan penumpasan besar-besaran pada perbedaan pendapat.

Mayoritas pemberontak Suriah, seperti penduduknya, yang Sunni, sementara Bashar milik masyarakat Alawit, satu cabang dari sekte Syiah.

Pasukan utama membela Nubol dan Zahraa adalah milisi pro-rezim, termasuk pejuang dari gerakan Hizbullah Syiah Lebanon.

Para aktivis mengatakan, tawaran pemberontak sebelumnya untuk mengambil alih Nubol dan Zahraa gagal setelah pemberontak ditekan oleh penyokong mereka di AS menjadi mundur, karena takut pembantaian sektarian.

Beberapa konvoi bantuan memasuki Nubol dan Zahraa dalam beberapa bulan terakhir. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014