Lagu pop aja dulu bisa bagus banget seperti itu, kami ingin sekali ke depan musik Indonesia bisa seperti dulu. Kami sih selalu berpatokan 'do your best and God will do the rest', berusaha sajalah sebaiknya."
Jakarta (ANTARA News) - Grup band The Overtunes mengaku terinspirasi oleh musik-musik Guruh Soekarnoputra yang bebas, tak terikat selera pasar.

Hal itu disampaikan kakak beradik Mikha Angelo, Reuben Nathaniel dan Mada Emmanuelle di sela-sela latihan konser "Satu Indonesia" di studio Rossi Musik, Jakarta Selatan, Senin.

Membawakan lagu-lagu Guruh, membuat The Overtunes kagum akan aransemen lagu-lagu Guruh yang kaya. "Musisi jaman dulu lebih bebas berkarya, aransemennya bisa dimainin berapa kali. Kalau sekarang, mau bikin apa-apa harus ikuti aturan. Salah sedikit dibilang nanti gak bisa masuk pasar," kata Reuben di sela-sela latihannya bersama Erwin Gutawa dan grup orkestranya.

Reuben dan kedua saudaranya berharap, musik Indonesia bisa lebih bebas di masa yang akan datang.

"Lagu pop aja dulu bisa bagus banget seperti itu, kami ingin sekali ke depan musik Indonesia bisa seperti dulu. Kami sih selalu berpatokan 'do your best and God will do the rest', berusaha sajalah sebaiknya," katanya.

Dalam konser "Satu Indonesia" yang akan digelar pada Rabu, 26 November 2014 di Jakarta Convention Center (JCC) itu, The Overtunes akan membawakan tiga lagu; "Sendiri", "Lagu Putih" dan "Smaradahana".

Sudah melakukan latihan selama bulan, Mikha Angelo, Reuben Nathaniel dan Mada Emmanuelle yakin akan bisa tampil maksimal di atas panggung dengan 2.000-an penonton itu.

Lebih lanjut Reuben menambahkan, lagu favorit dari ketiga personel The Overtunes adalah lagu-lagu di dalam album "Guruh Gypsi".

"Jatuhnya dengerin lagu Guruh Gupsi, itu keren banget, eksperimental banget," kata Reuben dan anggota The Overtunes lain yang belum pernah bertemu Guruh secara lansung.

Seandainya The Overtunes memiliki kebebasan bermusik, ketiga personelnya menjawab mereka akan lebih banyak mengeksplorasi alat musik etnik Tanah Air.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014