Praha (ANTARA News) - Presiden Ceko pro-Rusia, Milos Zeman, mengatakan konflik yang melanda Ukraina harus tetap netral dan tetap di luar NATO, selama kunjungan ke Kazakhstan, Selasa.

"Saya sangat percaya bahwa Ukraina harus menjadi netral dan Finlandised," kata presiden 70 tahun itu kepada kantor berita Ceko CTK di ibu kota Astana.

"Finlandisation" mengacu pada situasi dimana negara lebih kecil menjadi bawahan kebijakan luar negerinya negara tetangganya yang lebih besar dalam pertukaran untuk kemerdekaan - seperti halnya Finlandia setelah Perang Dunia II, ketika menemukan dirinya dalam bayangan Uni Soviet yang kuat.

Zeman mengatakan, Ukraina harus menjaga kemitraan dengan NATO, tanpa menjadi anggota penuh dari aliansi pertahanan Barat itu.

Berkuasa sejak 2013, mantan komunis yang vokal itu adalah presiden Republik Ceko pertama kalinya terpilih secara langsung.

Negaranya, anggota baik NATO maupun Uni Eropa, secara damai menumpahkan komunisme pada tahun 1989.

Barat meyakini Rusia menarik tali dalam konflik antara

pasukan pemerintah pro-Barat dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 4.300 jiwa.

Namun Zeman telah berulang kali menggambarkan sebagai "perang saudara antara dua kelompok warga Ukraina ".

Krisis Ukraina telah memicu serangkaian sanksi dan ketegangan terburuk antara Barat dan Rusia sejak Perang Dingin.

Zeman mengatakan Selasa bahwa ia "senang bahwa perputaran bertahap sedang dilakukan" mengenai Rusia. "Saya bisa melihat kecenderungan ini menjadi lebih kuat."

Pada aksi unjuk rasa baru-baru ini di Praha, demonstran marah atas kebijakan luar negeri Zeman pro-Moskow dengan menyasarkan dia dengan lemparan apel dan telur.

Celakanya, sebagian dari telur menghantam kepala tamunya yang sedang berkunjung Presiden Jerman Joachim Gauck. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014