Jakarta (ANTARA News) - Hidangan kalkun panggang mungkin tak sepopuler hidangan berbahan dasar daging ayam.

Selain karena keterbatasan bahan baku, menurut pemilik restoran yang menyediakan hidangan kalkun yang Rahayu Hoed, umumnya masyarakat Indonesia tak begitu paham cara memasaknya.

"Di Indonesia itu kebanyakan kita enggak tahu cara masaknya," ujar perempuan juga ibunda musisi Anto Hoed, kepada ANTARA News, di Jakarta, Kamis (27/11) malam.

Kemudian, dalam kesempatan yang sama, Chef yang juga bekerja di restoran milik Rahayu mengungkapkan, secara umum, daging kalkun tak berbeda dengan daging ayam. Perbedaanya, hanya pada tekstur.

"Kalkun dagingnya lebih kering ya daripada ayam. Tapi secara umum sama saja," kata Basuki.

Basuki menuturkan, umumnya daging kalkun didapatkan dalam keadaan beku. Bila sudah begini, daging harus dicairkan terlebuh dahulu selama 24 jam.

"Setelah itu dibumbui dan diungkep selama satu malam. Bumbunya, rempah-rempah, garam, merica, bawang bombay, wortel dan seledri, dicampur dengan bawang putih, rosemary, tyme, oregano," tutur dia.

Kemudian, lanjut Basuki, daging kalkun pun dipanggang dalam oven bersuhu 160 derajat selama hampir tiga jam.

"Bumbu semalaman itu sudah meresap, ya tinggal dimatangkan, dimasukkan dalam oven dengan suhu 160 derajat," ujar dia.

Menurut Basuki, selain dipanggang, daging kalkun umumnya diolah dengan cara diasap. Biasanya, hidangan ini populer dalam perayaan Thanksgiving dan Natal.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014