Bahan baku untuk produksi mereka masih menggunakan stok lama sehingga umumnya masih memasang harga lama untuk produk batik khas kawasan Candi Borobudur
Borobudur (ANTARA News) - Kalangan perajin batik sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih mempertahankan harga lama untuk produk mereka meskipun terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Bahan baku untuk produksi mereka masih menggunakan stok lama sehingga umumnya masih memasang harga lama untuk produk batik khas kawasan Candi Borobudur," kata Sekretaris Peguyuban Batik Kawasan Candi Borobudur "Mandala" Kabupaten Magelang Adi Winarto di Borobudur, Jumat.

Ia menyebutkan harga produk batik tulis dengan warna alam hingga saat ini berkisar Rp150.000, kain batik ukuran dua meter Rp200.000-Rp500.000, baju Rp150.000-Rp250.000, dan syal Rp50.000-Rp150.000.

Produksi para perajin batik setempat yang tergabung dalam peguyuban itu, katanya, hingga saat ini dipasarkan, antara lain melalui pameran di berbagai kota, seperti Jakarta dan Bandung.

Selain itu, katanya, dipasok ke sejumlah galeri dan hotel di sekitar Candi Borobudur yang juga warisan peradaban dunia, dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu.

"Selain itu, juga dibeli para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang melakukan kunjungan wisata pedesaan di sekitar Candi Borobudur," kata Adi yang juga pegawai di Taman Wisata Candi Borobudur itu.

Ia mengatakan bahan baku pembuatan batik telah mengalami kenaikan, bahkan seperti harga pewarna tertentu yang mengandung kimia naik lebih dari 10 persen.

Harga bakan baku lainnya, seperti kain santung dan katun, serta malam juga mengalami kenaikan.

Ia memperkirakan para perajin batik kawasan Candi Borobudur memulai pembelian bahan baku untuk kelanjutan produksi mereka pada Januari 2015.

"Stok yang ada sekarang masih cukup hingga produksi Desember nanti, mulai Januari diperkirakan melakukan kulakan bahan lagi yang tentunya dengan harga baru pascakenaikan harga BBM," katanya.

Ia memperkirakan perajin juga akan melakukan penyesuaian harga produknya mulai Januari 2015.

Para perajin batik di sejumlah desa sekitar Candi Borobudur yang tergabung dalam peguyuban itu, antara lain Kelompok Tingal dan Lumbini (Desa Wanurejo), Chatra dan Mandala (Desa Borobudur), Noreh dan Makara (Desa Majaksingi), Menoreh (Desa Giritengah) dan Watu Kendil (Desa Candirejo).

Berbagai produk batik kawasan Candi Borobudur, antara lain dengan nama motif Chatra dan Sekar Buddha (Kelompok Chatra), Mandala dan Lotus (Kelompok Mandala), Daun Singkong (Kelompok Noreh), Cengkih (Kelompok Makara), Candi (Kelompok Menoreh), Kembang Kates dan Kalpataru (Kelompok Watu Kendil), Stupa Ceplok (Kelompok Tingal), Liman dan Sidoluhur Mbuduran (Kelompok Lumbini).

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014