... harus pay back (membalas kebaikan) pada negara...
Roma, Italia (ANTARA News) - CEO Lion Air, Rusdi Kirana, mengaku biasa-biasa saja telah bertemu dan disanjung tiga pemimpin dunia karena telah membeli dalam jumlah fantastis produk pesawat komersial yang dibuat ketiga negara itu.

"Pertanyaan Anda sama dengan yang pertanyaan yang dulu diajukan wartawan Reuters, dan jawaban saya, bukan sombong ya, perasaan saya biasa-biasa saja," kata dia, usai penandatangan kesepakatan pembelian 40 unit pesawat ATR 72-600, di Roma, Italia, Kamis waktu setempat.

Pada November 2011, dia juga telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, di Bali, saat menempuh langkah fantastis pertamanya dengan menandatangani kontrak pembelian 230 unit pesawat Boeing 737-800 dan 900 series.

Dua tahun kemudian, dia bertemu dan disanjung Presiden Prancis, Francois Hollande, saat menggandeng Airbus dalam mendatangkan 234 Airbus A320 dan A321 guna memperkuat armada Group Lion Air.

Terakhir, Kamis sore waktu Italia (Kamis tengah malam WIB lalu), Rusdi bertemu dengan PM Italia, Matteo Renzi, di kantor pemerintah Italia, di pusat kota Roma, yang menyaksikannya menandatangani kesepakatan Lion Air dengan pihak ATR (Aerei da Transporto Regionale).

"Ini bukti mereka (ketiga pemimpin dunia maju dan industri pesawat Barat) membutuhkan kita (Indonesia)," kata Rusdi merendah.

Rusdi malah merasa luar biasa senang jika bisa mensejahterakan dan menaikkan derajat karyawan-karyawannya dan kalangan pekerja di Indonesia.

"Itu yang membuat perasaan saya lebih baik," sambung Rusdi.

Dia mengakui bahwa Indonesia telah mengantarkan dia dan maskapainya ke tingkat yang saat ini dicapai mereka.  Untuk itu dia ingin berbalik memajukan Indonesia.

"Kita harus pay back (membalas kebaikan) pada negara," kata Rusdi.

Salah satu cara membalas kebaikan negara itu, kata Rusdi, adalah dengan meringankan beban kalangan pekerja lewat menciptakan lapangan pekerjaan yang besar di dalam negeri sehingga warga Indonesia tak perlu lagi repot bekerja di luar negeri.

"Nantinya kita harus stop pengiriman tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri.  Ini semua sudah saya sampaikan kepada Jokowi dan tanggapan beliau positif," tutup Rusdi.

ATR adalah pembuat pesawat turboprop jarak pendek dan merupakan perusahaan patungan dari Finmeccania-Alenia Aermachi, Italia (dulu bernama Aeritalia) dan Airbus Group, Prancis.

Bermarkas besar di Toulouse, Prancis dan fasilitas penting lain di Napoli, Italia, produk utama ATR adalah ATR 42 yang berkapasitas 40-50 penumpang dan ATR 72 yang berkapasitas 74 penumpang serta dioperasikan dua pilot.

Pewarta: Jafar Sidik
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014