... semestinya tidak sebesar seperti sekarang, paling tidak kalaupun subsidi saat itu, tidak lebih dari Rp1.000 atau Rp1.500...
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VII DPR, Satya Yudha, meminta pemerintah dan PT Pertamina terbuka dalam menghitung biaya pokok produksi harga BBM bersubsidinya dicabut.

"Supaya kita tahu sebetulnya berapa? Karena khan ada komponen impornya, ada juga yang kita proses di dalam negeri, itu yang kita mau lihat," kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.

Kenaikan harga BBM bersubsidi, katanya, terdapat kejanggalan dalam perhitungan harga produksi BBM tersebut. Pemerintah yang menggunakan rumusan: MOPS (Mean of Plats Singapore) + alfa, itu dinilai tidak akurat.

"Dimana MOPS itu sebetulnya kontennya atau isinya menggunakan yang Euro 3, maksudnya apa, RON (research octane number)-nya bukan 88 (premium) tapi RON nya 92 (pertamax). Maka menjadi tidak imbang kita menggunakan MOPS + alfa, dijualnya adalah menggunakan RON 88. Harusnya khan yang dijual RON 92 plus dengan alfa," jelasnya.

"Kalau menggunakan RON 88 semestinya tidak sebesar seperti sekarang, paling tidak kalaupun subsidi saat itu, tidak lebih dari Rp1.000 atau Rp1.500," ujarnya.

 Mantan Menteri Ekonomi dan Keuangan era Presiden Megawati, Kwik Kian Gie, memiliki perhitungan sendiri.

Berdasarkan hasil rata-rata harga minyak mentah dunia yang sebesar 80 dolar AS perbarel. Jadi jika di-kurs ke rupiah, satu barel yang setara 159 liter, maka perliter sama saja seharga Rp6.088 dengan kurs Rp12.100.

Namun jika pemerintah, masih kata Kwik, berpijak dengan harga MOPS di Singapura, yang harga rata-rata FOB Singapura 88,8 dolar AS perbarel, plus ongkos angkut satu dolar AS perbarel, maka harga jualnya 89,8 dolar AS per barel atau setara Rp6.833,84 perliter. 

Artinya sampai di sini, selisih dengan harga lama premium cuma Rp333,84 perliter. 

Selain itu, ada biaya distribusi sebesar Rp600 per liter sehingga biaya hingga ke SPBU menjadi Rp7.433,84 per liter. 

Pemerintah juga mengenakan Pajak PPN, PBBKB sebesar 15 persen (Rp1.115,08 perliter), sedangkan pemerintah menjual BBM di SPBU Rp8.500 perliter.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014