Memang dari segi finansial tidak terlalu jelek, tapi masih selalu di bawah target.
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Pertamina EP, Ardiansyah, berharap Direktur Utama PT Pertamina baru, mampu bekerja cepat menuntaskan persoalan pengelolaan migas di hulu dan hilir.

"Masalahnya sekarang timing-nya akhir tahun sementara kami masih punya persoalan di hulu dan hilir," kata Ardiansyah seusai menjadi pembicara diskusi "Strategi Pengelolaan dan Bisnis Energi Masa Mendatang di Indonesia", di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.
(Baca juga: Dirut Pertamina siapkan tiga visi baru perusahaan)

Ardiansyah mencontohkan, untuk masalah di hulu, hingga saat ini yang menjadi pekerjaan berat ialah proses produksi. Dalam tiga tahun terakhir, pencapaian produksi PT Pertamina di tingkat hulu belum pernah memenuhi target.

"Memang dari segi finansial tidak terlalu jelek, tapi masih selalu di bawah target," kata dia.

Oleh sebab itu, ia berharap pucuk pimpinan PT Pertamina yang baru lebih cepat menyesuaikan dan sigap mentukan arah kerja perusahaan.
(Baca juga: Inilah profil Dirut Pertamina baru)

"Kami berharap dapat bekerja lebih cepat apakah akan ke arah yang berbeda atau melanjutkan apa yang sudah kami lakukan selama ini," kata Ardiansyah.

Kepala Laboratorium Teknik Minyak dan Gas Bumi UGM, Bardi Murrachman mengatakan direktur utama PT Pertamina baru harus mampu mengupayakan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dalam mengelola minyak dan gas.

Pasalnya, ia mengatakan, hingga saat ini produksi minyak dan gas Indonesia terus merosot tajam. Sebelumnya pengelolaan minyak Indonesia mampu memproduksi satu juta barel per hari, sementara saat ini masih kurang dari 800 barel per hari.

"Padahal kebutuhan minyak kita masih mencapai 1,3 juta barel per hari," kata dia.

Dengan kondisi itu, akibatnya Pertamina mengimpor minyak mentah 500--600 barel per hari. "Sehingga membuat Indonesia tidak lagi menjadi negara pengekspor minyak, tapi sudah menjadi net importir minyak," kata dia.

Ia juga beranggapan bahwa untuk memecahkan problem itu, PT Pertamina saat ini masih kekurangan tenaga ahli di bidang minyak dan gas.

"Sehingga ke depan perlu merekrut banyak tenaga ahli di samping fresh graduate," kata dia.

(Baca juga: Presiden harap manajemen Pertamina semakin kuat)
(*)

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014