Jakarta (ANTARA News) - Direktur SDM dan IT PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) (Persero) M Kuncoro Wibowo berbagi kisah suksesnya melakukan transformasi teknologi informasi (TI) di tubuh PT KAI pada puluhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di Kampus Fakultas Teknik, Depok-Jawa Barat, Jumat sore.

Melalui iCIO Community yang merupakan komunitas para staf senior bidang TI, Kuncoro menjadi chief information officer (CIO) pertama yang melakukan "iCIO Contribute" memberikan "mentorship", berbagi pengalaman kerja, pengetahuan teknis dan juga memotivasi para mahasiswa.

"Ini merupakan salah satu program penting bagi iCIO Community dan menjadi salah satu latar belakang pembentukan komunitas untuk berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki CIO. Kegiatan ini juga bisa 'energize' kami dari kontinyitas rutinitas yang kadang-kadang membuat jenuh," kata Kuncoro yang meraih penghargaan "The Most Influential CIO" versi iCIO Community itu.

Dalam kesempatan itu, Kuncoro memberikan semacam kuliah umum tentang "Master Plan Teknologi Informasi".

Kuncoro mengatakan, salah satu pentingnya membuat master plan IT adalah agar bisa menganalisa kebutuhan bisnis sebuah perusahaan agar bisa efektif secara pembiayaan.

Kuncoro juga bercerita sedikit mengenai awal mula dia masuk PT KAI, saat itu Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan membujuknya yang masih bekerja di sebuah perusahaan swasta untuk bergabung di PT KAI.

"Awalnya saya tidak mau. Gaji saya dipotong 50 persen, belum dipangkas pajak, awalnya gaji saya di swasta Rp60 juta tinggal rp28 juta, awal masuk PT KAI cash flow saya berantakan, tapi 'passion'-lah yang membawa saya tetap bertahan hingga sekarang. Lagipula kerja kalau gak ada 'challenge' itu seperti tidak merasakan orgasme," katanya.

Akhirnya, Kuncoro pun ikut bergabung di PT KAI yang saat itu menurutnya dalam kondisi yang "amburadul".

"Dulu email saja PT KAI itu tidak ada. Website-nya juga jelek sekali, lalu kita mulai membenahi IT, juga mulai memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan PT KAI yang baru. Dulu orang kalau melihat PT KAI pasti jelek, kuno, kumuh, sekarang pegawai kami minimal masuk IPK-nya harus 2,95 dan gaji bisa sampai Rp50 juta, take home pay, tergantung skill. Kami berani 'hire' orang dengan keahlian bagus dengan bayaran tinggi," katanya.

Transformasi yang dilakukan PT KAI melalui perbaikan sistem IT rupanya tak hanya membuahkan keuntungan di bidang pendapatan yang awalnya minus pada 2009, kini menjadi Rp9 triliun, tapi juga mengubah budaya masyarakat.

"IT itu bisa ubah 'culture', lihat sekarang rupanya orang Indonesia bisa antri, bisa tertib juga kan?" katanya.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014