Jakarta (ANTARA News) - Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) mengungkapkan sebanyak 60 persen pemuda di negara-negara berkembang tidak bekerja, tidak bersekolah dan bekerja serabutan

"Lebih dari 500 juta pemuda berjuang untuk bertahan hidup dengan pedapatan kurang dari dua dolar AS per hari berdasarkan laporan situasi kependudukan dunia 2014," kata Perwakilan UNFPA Indonesia, Jose Feraris di Jakarta, Jumat.

Jose Feraris menyampaikan itu pada peluncuran laporan situasi kependudukan dunia 2014 dengan tema "Kekuatan 1,8 miliar Remaja, Pemuda dan Transformasi Masa Depan" bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Menurut Jose , persoalan kemiskinan yang terjadi pada pemuda merupakan ancaman bagi masa depan dunia karena ke depan mereka akan menjadi pemimpin dan generasi penerus.

"Buruknya prospek lapangan kerja serta kualitas pribadi akan mendorong terjadinya krisis pengangguran pemuda global," kata dia.

Selain itu kesenjangan digital yang terjadi juga akan menghalangi pemuda di negara-negara miskin untuk dapat menguasai teknologi sebagai salah satu jalan meningkatkan perekonomian.

Hal itu diperparah oleh temuan dua dari tiga negara tidak melibatkan pemuda dalam penyusunan strategi pengurangan kemiskinan dan rencana pembangunan, kata dia.

Padahal pemuda merupakan sosok yang berperan penting menentukan masa depan suatu negara dan jika mereka diperhatikan dengan baik maka akan membawa manfaat positif, katanya.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014