New York (ANTARA News) - Saham-saham Wall Street sebagian besar berakhir datar pada Jumat (Sabtu pagi WIB), dalam sesi yang dipersingkat, dengan saham terkait energi terpukul setelah OPEC memutuskan tidak memangkas produksinya dalam menanggapi penurunan harga minyak mentah.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,49 poin menjadi 17.828,24, hampir merayap ke rekor tinggi baru, lapor AFP.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 5,27 poin (0,25 persen) menjadi 2.067,.56, sedangkan indeks teknologi Nasdaq naik tipis 4,31 poin (0,09 persen) menjadi 4.791,63.

Pasar, yang tutup pada Kamis untuk liburan Hari Thanksgiving, ditutup tiga jam lebih awal pada pukul 18.00 GMT.

Harga minyak AS turun ke terendah baru empat tahun setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksinya, meskipun harga minyak telah turun lebih dari 35 persen sejak Juni.

Anggota Dow, ExxonMobil dan Chevron, masing-masing kehilangan 4,2 persen dan 5,4 persen. Raksasa jasa minyak Halliburton anjlok 10,9 persen, sementara produser independen Continental Resources merosot 19,9 persen.

Pelemahan merembet ke sektor industri, dengan anggota Dow Caterpillar kehilangan 4,9 persen.

Namun penurunan harga minyak telah memiliki aspek positif, karena saham-asaham maskapai penerbangan naik didukung harapan bahwa biaya bahan bakar yang lebih rendah akan meningkatkan keuntungan. United Continental melompat 8,2 persen, American Airlines melonjak 7,9 persen dan Delta Air Lines naik 5,5 persen.

Pengecer terkemuka juga terangkat karena dimulainya musim belanja pada libur tahunan, bertepatan dengan keputusan OPEC yang banyak analis lihat sebagai meningkatkan penghasilan bersih konsumen.

Anggota Dow, Wal-Mart Stores, melesat 3,0 persen lebih tinggi. Target bertambah 2,6 persen, Macy naik 2,2 persen dan Best Buy naik 1,7 persen.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS merosot menjadi 2,19 persen dari 2,23 persen pada Rabu, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,91 persen dari 2,94 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014