Kano, Nigeria (ANTARA News) - Pria-pria bersenjata meledakkan tiga bom dan melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang sedang berdoa di masjid utama kota terbesar Nigeria, Kano, pada Jumat dan menewaskan sedikitnya 81 orang menurut para saksi dan petugas medis.

Ledakan dari serangan terkoordinasi tersebut diarahkan ke orang-orang yang memadati bangunan kuno itu untuk beribadah pada sore hari.

"Orang-orang ini mengebom masjid. Saya berhadapan langsung dengan orang-orang yang menjerit," kata reporter lokal Chijjani Usman.

Masjid itu berada di samping istana emir Kano, otoritas Islam tertinggi kedua di negara paling padat di Afrika, dan vokal mengkritik Boko Haram. Sang emir, bekas gubernur bank sentral Lamido Sanusi, sedang tidak ada di tempat.

"Setelah beberapa kali ledakan, mereka juga melepaskan tembakan. Saya tidak tahu jumlah korbannya karena kami semua lari," kata seorang staf istana kepada kantor berita Reuters, Jumat.

Setelah serangan itu, anak-anak muda yang marah memblokir gerbang masjid dari polisi, yang harus menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka.

Reuters mengunjungi dua kamar mayat, satu dengan 20 jenazah korban serangan itu dan yang lain dengan 61 jenazah korban menurut petugas medis Muhammad Ali. Korban terkena ledakan dan luka tembak, katanya.

Boko Haram, gerakan jihad Sunni yang berjuang membangkitkan kejayaan kekhalifahan Islam abad pertengahan di bagian utara Nigeria, memandang hina otoritas Islam tradisional Nigeria.

Mereka menyerang masjid yang tidak mengikuti ideologi radikal mereka dalam kampanye berdarah selama hampir enam tahun yang juga menyasar gereja, sekolah, kantor polisi, markas militer dan bangunan-bangunan pemerintah.

Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan dalam satu penyataan bahwa dia "tidak akan membiarkan satu batupun tak terbalik sampai semua agen teror yang meruntuhkan hak setiap warga untuk hidup bermartabat terlacak dan dibawa ke pengadilan."


Dampak kekacauan

Masjid tua dan istana yang berasal dari abad-abad ketika Kano menjadi satu dari beberapa kekaisaran yang berkembang dengan perdagangan emas, gading dan rempah dalam rute yang menghubungkan Afrika dengan pantai mediterania. Masa kejayaan Islam Sahara itulah yang katanya ingin diwujudkan lagi oleh Boko Haram.

Para pemimpin Islam kadang enggan mengkritik langsung Boko Haram karena takut mendapat balasan, tapi emir Kano, Sanusi, yang marah melihat kejahatan-kejahatan seperti penculikan 200 siswi sekolah dari desa Chibok pada April, menjadi sangat vokal mengkritik Boko Haram.

Pers lokal mengutip dia menyeru warga Nigeria bulan ini membela diri mereka sendiri melawan Boko Haram. Selama siaran pembacaan Al Quran dia dilaporkan mengatakan:

"Orang-orang ini, ketika mereka menyerang kota-kota, mereka membunuh anak-anak lelaki dan memperbudak perempuan. Orang-orang harus bertindak tegas ... Mereka harus melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk membela diri. Orang-orang seharusnya tidak menunggu tentara melindungi mereka."

Pemberontakan itu telah memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi selama kampanye yang dipusatkan di Nigeria bagian timur laut, meningkat dari jumlah pengungsi yang menurut estimasi Perserikatan Bangsa-Bangsa sekitar 700.000 orang, kata Palang Merah kepada para reporter.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014