Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini M Soemarno memastikan setoran dividen perusahaan milik negara pada tahun buku 2014 sebesar Rp40 triliun tidak bakal tercapai karena sejumlah BUMN menderiga rugi dalam jumlah besar.

"Setoran dividen tahun 2014 hanya disanggupi sebesar Rp36,2 triliun. Ada kekurangan setor Rp3,8 triliun, karena banyak BUMN besar yang mengalami rugi selisih kurs," kata Rini, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

BUMN rugi yang dimaksud antara lain PT Garuda Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Krakatau Steel Tbk.

"Paling besar (rugi) Garuda," katanya.

Menurut catatan, hingga September 2014 Garuda membukukan rugi bersih sebesar 219,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,63 triliun, anjlok 1.362 persen dibanding rugi bersih periode sama 2013 sebesar Rp180 miliar.

Rini menjelaskan, secara keseluruhan kerugian BUMN tersebut karena kekurang hati-hatian dalam melakukan pinjaman dalam mata uang dolar AS.

Ia menambahkan, kekurangan dividen yang akan disetorkan pada APBN tahun 2015 tersebut sudah dilaporkan kepada Kementerian Keuangan.

Termasuk kepada Bappenas terkait terkait dengan program-program pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari APBN.

Untuk itu ujar Rini, beberapa BUMN diperkirakan tidak sanggup menyetorkan dividen karena akumulasi rugi.
"Garuda dan perusahaan terbuka lainnya, jika tidak mampu menyetor dividen tentu harus mendapat persetujuan pemegang saham minoritas. Beda dengan BUMN non terbuka karena sahamnya 100 persen bisa tidak memberikan dividen dahulu," ujarnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014