Moskow (ANTARA News) - Para pejabat senior Rusia mendesak pemerintah segera menyusun rencana untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan harga minyak yang tinggi guna mencegah kemungkinan resesi.

"Peta jalan tentang penggantian impor di semua sektor ekonomi harus siap, sehingga pada kuartal pertama 2015 pekerjaan bisa dimulai di tingkat distrik federal," kata kepala pemerintahan Kremlin, Sergei Ivanov, pada pertemuan dengan para pejabat seniornya.

Pernyataannya itu digaungkan oleh wakil kepala pertama Bank Sentral Ksenia Yudayeva, yang mencatat bahwa Rusia harus mempersiapkan diri hidup dalam lingkungan ekonomi baru untuk waktu yang lama.

"Skenario (harga minyak rendah berkelanjutan) tidak dapat dikesampingkan, sehingga kita harus mengambil langkah-langkah untuk ekonomi Rusia tidak hanya agar tetap stabil, tetapi untuk berkembang," kata dia seperti dikutip kantor berita Interfax.

Bank sentral telah menyusun skenario pembangunan ekonomi berdasarkan harga minyak 60 dolar AS per barel. Dalam hal ini, perekonomian akan menghadapi resesi yang mendalam kecuali Rusia menjadi independen dari impor, kata Yudayeva.

Dia membandingkan situasi saat ini di pasar minyak dunia dengan situasi pada 1980-an, ketika periode minyak murah yang bertahan lama menyebabkan runtuhnya ekonomi Soviet, menambahkan bahwa pada Januari-Maret 2015, inflasi konsumen di negara itu akan mendekati 10 persen.

Untuk tetap stabil, perekonomian Rusia dalam struktur saat ini membutuhkan harga minyak mendekati  di atas 80 dolar AS per barel.

Sejak puncak tertinggi pada Juni, harga minyak dunia telah jatuh lebih dari 40 persen. Mata uang Rusia, rubel, juga telah terdepresiasi terhadap dolar AS dengan tingkat yang sama, demikian laporan Xinhua.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014